Penerjemah: Rusma
Proofreader: Keiyuki


Aku bersedia.


Pada awal tahun, Chen Jingshen menelepon Ji Lianyi, memberi tahu pihak lain bahwa ia tidak akan pulang untuk tahun baru Imlek.

Setelah menutup telepon dan menoleh, ia bertemu dengan tatapan bingung Yu Fan.

“Kamu akan melakukan perjalanan bisnis selama tahun baru?” Dia bertanya.

“Tidak.”

“Lalu kamu mau pergi ke mana?”

“Tidak ke mana-mana.” Yu Fan duduk bersandar di kepala tempat tidur dengan laptopnya, mengedit beberapa foto. Chen Jingshen berbaring di sisinya, kepala membentur kakinya saat ia menatapnya, “Menghabiskan waktu di rumah bersamamu.”

“…”

Detak jantung Yu Fan bertambah cepat, tapi dia masih tetap memasang wajah lurus: “Tidak perlu, aku tidak merayakan tahun baru, kamu bisa pulang ke rumah untuk menghabiskan-“

Sebelum dia menyelesaikan kalimatnya, Chen Jingshen mendorong dirinya sendiri dan memalingkan wajahnya, memberinya ciuman.

“Yu Fan, apakah kamu tahu hari ini hari apa.”

Dalam sekejap, Yu Fan, seperti semua pacar di dunia, secara naluriah mengingat ulang tahun Chen Jingshen dan semua jenis Hari Valentine, dan setelah dia memastikan bahwa itu bukan salah satu dari mereka, dia bertanya: “Hari apa?”

“Hari peringatan pertunangan kita.”

“…”

Chen Jingshen tidak menjauh setelah ciuman itu, memegangi sisi wajahnya dan menatap matanya dari jarak dekat. Tatapan Chen Jingshen selalu acuh tak acuh ketika ia melihat orang lain, tapi kata-katanya sangat kontras dengan aura pribadinya.

“Sudah setahun.” Dia menghela napas, “Kapan kamu akan menjadikanku sebagai pasangan1Chen Jingshen menggunakan ‘娶’ () – istilah yang digunakan untuk mengambil seseorang sebagai pasanganmu, dan bukan ‘嫁’ (jià), menikah dengan keluarga seseorang sebagai pasangan. Biasanya akan digunakan ketika seorang pria ‘mengambil seorang wanita sebagai pasangan’, dan jià ketika seorang wanita ‘menikah dengan keluarga pria’. Kamu dapat mempertimbangkan karakter Chen Jingshen sendiri..”

“…”

Yu Fan telah mendengar kata-kata ini hampir seribu kali selama setahun terakhir. Beberapa kali, dia bahkan memimpikan hari itu di sekolah menengah ketika Chen Jingshen bertanya kepadanya, “Apa hubungan kita?”

Jawaban Yu Fan selalu sama dari dulu. Dia mengerutkan kening, dengan ekspresi yang sedikit tidak sabar, menjawab dengan samar-samar: “Kita bicarakan saja nanti. Kenapa terburu-buru… jangan terus bertanya, Chen Jingshen.”

Kemudian Chen Jingshen akan terdiam, kelopak matanya terkulai dengan malas, tampak tidak bersemangat dan menyedihkan.

Dan kemudian ia akan menerima ciuman penghiburan dari Yu Fan yang tak berdaya dan kesal.

Kali ini, Chen Jingshen juga telah mempersiapkan hasil ini, dan bahkan berencana untuk cemberut, jadi ia mungkin tampak sedikit lebih menyedihkan-

Gemerincing.

Laci meja samping tempat tidur ditarik terbuka, dan di bawah tatapan kaget Chen Jingshen yang jarang muncul, Yu Fan mengeluarkan sebuah kotak cincin.

“Chen Jingshen, kamu benar-benar menjengkelkan.”

Yu Fan membuka kotak cincin itu, yang berisi cincin pria yang sangat indah dan berselera tinggi, terbuat dari platinum, dengan berlian persegi tajam yang ditempatkan di tengahnya.

Yu Fan tidak berekspresi, tapi telinganya merah, dan dia mengumumkan kepadanya dengan sangat dingin: “Bagaimana kalau pada bulan Juni nanti, kita menikah di Islandia. Aku sudah menabung cukup banyak uang.”

“Baiklah. Suami.” Kata Chen Jingshen.

“…”

Ini adalah pertama kalinya Chen Jingshen memanggilnya seperti itu selain saat bercinta. Yu Fan menelan ludah, reaksi yang terjadi hampir secara naluriah.

“Kenapa kamu membeli ini?” Chen Jingshen bertanya dengan mata tertunduk.

Merek pada kotak cincin itu dianggap sebagai puncak industri perhiasan. Cincin ini bahkan mungkin lebih mahal daripada kamera termahal Yu Fan.

Yu Fan berkata: “Aku bertanya kepada Zhang Xianjing, dia merekomendasikannya.”

Zhang Xianjing sebenarnya telah merekomendasikan beberapa jenis cincin pria, dan ada juga beberapa pilihan yang lebih murah. Tapi Yu Fan langsung tertarik dengan gaya ini, selera dan kemewahannya, sangat cocok untuk Chen Jingshen.

Tangan Chen Jingshen besar tapi tidak kasar, buku-buku jarinya jelas dan tegas. Dia secara intuitif berpikir bahwa tangan pihak lain akan terlihat cantik jika ia memakai cincin ini, jadi dia memilihnya tanpa berpikir panjang.

“Kamu tidak menyukainya?” Yu Fan ragu-ragu.

“Aku menyukainya.”

Meskipun Chen Jingshen dibesarkan di lingkungan rumah yang istimewa sejak kecil, ia tidak terlalu materialistis dan hampir tidak pernah membeli barang-barang mewah, karena semua ini tidak penting baginya.

Tapi memikirkan bagaimana Yu Fan telah menghabiskan begitu banyak uang dan menawarkan cincin kepadanya, dan bahkan menabung untuk berencana menikah dengannya, ia merasa sangat gembira dan bibirnya hampir terangkat tak terkendali. Ia berkata dengan ringan: “Aku sangat menyukainya. Terima kasih suami, suamiku sangat baik padaku.”

“… Jangan katakan hal-hal klise dan aneh ini, Chen Jingshen.”

Meskipun ini yang dikatakan Yu Fan, dia hampir terpesona oleh senyum dan kata-katanya. Ketika dia akhirnya bereaksi, kepalanya sudah menunduk dan berbagi ciuman dengannya.

“…”

“Tanggal berapa di bulan Juni kita akan menikah?”

Ketika mengajukan pertanyaan itu, Chen Jingshen sudah berada di antara kedua kakinya. Pipinya menempel di bagian dalam paha, mulutnya sedikit basah, sambil bertanya padanya dengan setengah senyum.

Jantung Yu Fan berdebar kencang di tenggorokannya saat dia menatapnya dengan mata tertunduk, berpikir siapa yang akan membicarakan hal semacam ini pada waktu seperti ini.

“21 Juni.” Dia menginjak bahu Chen Jingshen dengan satu kaki, menirunya saat bertanya, “Tahukah kamu hari apa itu?”

“Tidak tahu.”

“?”

Minatnya menghilang. Yu Fan menginjaknya lebih keras, mengerutkan kening: “Tidak masalah kalau kamu tidak tahu, bangunlah, aku tidak mau melakukannya—  Ah. Chen Jingshen, jangan garuk…”

“Aku hanya bercanda, aku tahu.” Chen Jingshen menekan kakinya ke bawah sambil tersenyum, tidak membiarkannya pergi. Ia mendorong dirinya sendiri, dan karena area mulutnya tidak bersih, ia hanya mencium ujung dagunya. “Ini hari ketika teman sekelas Yu membersihkan tribun lapangan sekolah untuk pertama kalinya.”

“…”

“Dan juga hari ketika teman sekelas Yu tidak melewatkan Hari Film Sekolah untuk pertama kalinya.”

“…”

Melihat ekspresi Yu Fan yang semakin datar namun pipinya semakin merah, Chen Jingshen tertawa keras dan mencium dagunya lagi, menyelesaikan kata-katanya dengan suara rendah: “Dan, hari pacaranku dengan temen sekelas Yu.”


Upacara pernikahan keduanya di Islandia sangat sederhana, sangat tenang, dan sangat khidmat.

Karena jaraknya terlalu jauh, mereka tidak mengundang tamu sama sekali, dan bahkan saksi pernikahan adalah seorang pekerja lokal.

Yu Fan sebenarnya bukanlah orang yang terlalu formal. Saat membaca panduan tentang Islandia, dia tidak bisa menahan diri untuk berpikir berkali-kali, apakah benar-benar harus serumit ini? Sertifikat pernikahan kertas itu tidak memiliki efek hukum di negara asal mereka, dan dia serta Chen Jingshen tidak bisa terdaftar dalam satu daftar keluarga apa pun.

Tapi saat Chen Jingshen berdiri di depannya dengan setelan jas dan buket bunga, Yu Fan lalu berpikir, untungnya mereka datang.

Pendeta mulai mengajukan pertanyaan sesuai prosedur. Yu Fan menahan kegembiraan di hatinya, sudah siap untuk mengucapkan kalimat “Ya, aku bersedia”.

Lalu dia melihat Chen Jingshen mengeluarkan kartu dari saku.

Saat Chen Jingshen membuka kartu, pergelangan tangannya ditangkap. Yu Fan menahannya, “Chen Jingshen, bukankah aku tidak mengizinkanmu menulis janji pernikahan?”

Ini adalah perintah yang Yu Fan berikan kepada Chen Jingshen beberapa hari sebelumnya, saat mereka diberitahu tentang prosedur pernikahan. Saat itu, Chen Jingshen tidak mengerti: “Mengapa?”

“Bagaimana menurutmu? Apakah yang kamu tulis layak dibaca?”

“Lalu apa yang harus aku katakan?”

“Cukup dua kalimat saja… Katakan saja ya, kamu bersedia, dan itu sudah cukup.”

Dia tidak menyangka Chen Jingshen masih menulis sesuatu. Yu Fan mengambil kartu itu, dan saat dia ingin melewati bagian ini, matanya tanpa sadar melintas di atas kata-kata tersebut.

“Yu Fan, ini adalah kali kedua aku menulis surat padamu.”

Chen Jingshen membuka mulutnya, suaranya sesuai dengan kata-kata di kartu satu per satu. Yu Fan terkejut, menaikkan matanya dengan bingung untuk melihatnya.

“Menuruti perintahmu, kali ini aku hanya akan mengatakan ‘Ya, aku bersedia’.”

“Aku bersedia2Ekuivalen dari “Ya, aku bersedia” dalam bahasa Mandarin adalah “Aku bersedia”. untuk bangun setiap pagi bersamamu. Bersedia membiarkanmu menjadi semua kebahagiaan, kemarahan, kesedihan, dan kegembiraanku. Bersedia memaafkan semua ketidaknyamanan dan temperamenmu, bersedia menghadapi semua kesulitan dengan senyuman, dan bersedia berbagi semua kegembiraan dan pengalamamu.”

“Aku bersedia menikahimu, menua bersamamu, dan menjalani sisa hidupku bersamamu.”

“Yu Fan, aku bersedia mencintaimu selamanya, setia, dan dengan penuh gairah.”

Kata-kata Chen Jingshen terdengar ringan dan lambat, setiap kata dan kalimatnya terang dan jelas, menghantam mata Yu Fan dengan suhu yang mendidih.

Dia memegang erat kartu itu, sedikit kehilangan kata-kata, matanya memerah.

“Kamu…” Dia membeku untuk waktu yang lama, suaranya kaku dan tercekik, “Apa yang harus aku lakukan, Chen Jingshen? Aku pikir ini percakapan dalam bahasa Inggris saja, aku… tidak menulis janji.”

“Tidak masalah.” Chen Jingshen tersenyum, menirunya, “Kamu hanya perlu mengatakan ‘Ya, aku bersedia’.”

“Ya, aku bersedia.”

“Aku bersedia, untuk apa pun.” Yu Fan memiliki wajah kaku, air mata mengalir, meskipun saat itu mereka berdiri di negara yang sepi dan sunyi yang orang sebut sebagai tepi dunia. Tidak banyak orang di gereja ini saat ini, dan tempat itu kosong dan dingin, namun dia tenggelam dalam rasa kebahagiaan yang luar biasa. “Chen Jingshen, selama aku bersamamu, aku bersedia, untuk segala hal.”


Keduanya juga mengadakan pesta pernikahan kecil setelah kembali ke Tiongkok.

Hal ini sebenarnya tidak direncanakan. Setelah kembali dari Islandia, keduanya masing-masing mengunggah postingan di Moments, meskipun Moments mereka selalu sepi dan kosong sepanjang tahun.

Semua yang di posting Yu Fan hanyalah foto-foto pemandangan yang indah, tapi dia diam-diam mengganti latar belakang Moments-nya dengan foto setengah badan dirinya dan Chen Jingshen saat mereka bertukar cincin.

Adapun Chen Jingshen, ia tidak mengunggah satu pun foto pemandangan. Semua foto tersebut adalah foto Yu Fan, baik saat dia sedang sibuk memperbaiki jasnya pada hari pernikahan atau siluetnya di atas gletser. Yu Fan terkejut saat memperbarui halaman, kapan orang ini mengambil foto-foto ini?! Saat dia hampir mengancamnya di komentar untuk menghapusnya, seseorang lebih dulu melakukannya—

[Wang Luan: Astaga, begitu tampan.]

[Zuo Kuan: Xueba, kapan kamu berencana mengadakan resepsi3Pesta setelah pernikahan. di negara ini?]

[Wang Luan membalas Zuo Kuan: Ya, teman-temanmu sudah menunggu, kenapa tidak ada kabar?]

[Zhang Xianjing membalas Wang Luan: Benar, tepat sekali.]

[Wu Cai: Ingat untuk mengajakku juga, Xueba!]

Detik berikutnya, pesan WeChat Chen Jingshen masuk. Pertama, ia mengirim tangkapan layar postingannya di Moments, lalu pesan suara: “Suami, apakah kita bisa mengadakan upacara di negara ini juga.”

Kemungkinan besar pesan itu dikirim saat makan siang di kantin perusahaan, karena saat Chen Jingshen mengatakan “suami”, dia bahkan mendengar keterkejutan Luo Liyang di latar belakang: “Astaga, apa yang kamu katakan?”

Yu Fan mengetik tiga kata “Tidak akan mengadakan” di kotak pesan, lalu tidak bisa menahan diri untuk membayangkan dirinya dan Chen Jingshen diucapi selamat oleh teman-teman mereka. Lalu dia menghapus dan menghapus—

[-: Kali ini kamu benar-benar tidak boleh menulis surat.]

Meskipun mereka menyebutnya pesta, sebenarnya itu hanya pesta kecil. Tapi Chen Jingshen sangat serius tentang ini, bahkan menyewa perencana khusus untuk mengatur tempatnya.

Meskipun Yu Fan mengatakan itu merepotkan, setiap kali Chen Jingshen bertanya tentang jenis bunga yang digunakan? Toko mana yang menyediakan jas kali ini? Dia tetap mendekat untuk melihat dengan ekspresi dingin.

Akhirnya, lokasi ditetapkan di tepi pantai Ningcheng. Mereka hanya mengundang sedikit tamu, hanya beberapa teman sekelas lama, rekan kerja, guru dari masa lalu, dan beberapa kerabat.

Pesta pernikahan diadakan menjelang malam, sinar matahari terbenam menyinari tenda kain putih, mewarnainya dengan warna hangat.

Tidak ada tradisi upacara pernikahan yang direncanakan untuk pesta ini. Yu Fan memiliki kulit yang sensitif, dan itu baik-baik saja saat mereka berada di gereja yang tenang, tapi dia tidak bisa menjalani semua prosedur itu di depan begitu banyak orang. Lagipula, mereka sudah menjalani pernikahan mereka sendiri, yang hanya milik keduanya.

Di pintu masuk venue terdapat papan selamat datang yang dipenuhi foto-foto pernikahan yang mereka ambil di Islandia. Di samping foto-foto tersebut terdapat ucapan selamat dari para tamu. Saat ini, papan tersebut hampir penuh, dan dua ucapan selamat yang ditulis dengan huruf terbesar dan jumlah terbanyak, dengan kata-kata kasar, hampir mengisi sepertiga papan, ditulis oleh Wang Luan dan Zuo Kuan.

Nenek Chen Jingshen, yang datang terlambat ke lokasi, memegang pena dan berdiri di depan papan ragu-ragu, tidak tahu harus menulis di mana.

Ini adalah pertama kalinya Yu Fan bertemu dengan nenek Chen Jingshen. Dia dengan cemas memegang amplop merah yang baru saja diberikan kepadanya, dan tidak bisa menahan diri untuk memanggil Wang Luan dan Zuo Kuan bodoh dalam hati, lalu bergegas berbicara setelah melihat kebingungan itu: “Aku akan memanggil seseorang untuk membawa papan baru…”

“Tidak perlu.” Nenek menulis namanya di pojok kanan bawah dan tersenyum cerah, “Aku akan menulisnya di sini saja.”

“Terima kasih, Nenek.” Chen Jingshen berkata.

Nenek mengangguk dan melihat ke dalam. “Lalu tempat dudukku…”

Ada meja panjang berbentuk persegi panjang di bawah tenda putih berlapis kain tipis, ditutupi dengan taplak meja putih dan biru, untuk makan malam romantis dengan lilin. Meja itu tampak santai dan ramai, para tamu sudah asyik bercakap-cakap, dan setiap beberapa saat, keinginan untuk kedua pengantin pria ikut bergabung muncul.

“Aku menempatkanmu dan bibi di dua kursi depan.” Kata Yu Fan.

“Baiklah.” Nenek tersenyum sambil mengangguk, “Tapi satu saja cukup, bukankah kamu hanya mengundangku?”

Yu Fan membutuhkan beberapa detik untuk mencerna kalimat itu.

Dia menoleh ke Chen Jingshen seperti boneka kayu, bertanya dengan suara kecil, “Kamu, tidak mengundang bibi?”

Chen Jingshen mengangguk: “Tidak perlu mengundang siapa pun yang akan memengaruhi perasaan orang lain.”

“Tapi dia adalah ibumu—” Bagaimanapun hasilnya, dia setidaknya harus diundang?!

“Tidak masalah.” Chen Jingshen tersenyum, “Jangan merasa terbebani, dia tidak akan datang bahkan jika kamu mengundangnya. Sahabatnya menikah hari ini untuk ketiga kalinya, ada perselisihan.”

“…”

Nenek Chen Jingshen tersenyum sambil mengangguk. “Benar. Tapi tidak ada yang kurang dari amplop merah, dia memintaku untuk memberikan ini kepadamu.”

“…”

Amplop merah yang tebal.

Yu Fan buru-buru mengucapkan terima kasih dan mengambilnya. Di bagian belakang terdapat baris kata-kata yang indah dan elegan—

“Selamat atas pernikahanmu.

Ji Lianyi.”


Pesta pernikahan ini belum juga berhenti hingga tengah malam.

Setiap lingkungan yang melibatkan Wang Luan dan Zuo Kuan selalu ramai dan meriah. Keduanya telah minum beberapa gelas anggur, berteriak ke arah laut setelah merebut mikrofon: “Selamat datang, semuanya, untuk menghadiri pernikahan sahabat baikku Yu Fan dan Chen Jingshen! Nikmati makanan dan minuman yang lezat, nikmati makanan dan minuman yang lezat…”

Zhang Xianjing terpesona oleh perhiasan indah yang dikenakan oleh nenek Chen Jingshen. Dia memegang tangan wanita tua itu dan memanggilnya ibu baptis begitu dia membuka mulut. Kata-katanya lucu dan menggemaskan, dan pada hari langka ketika nenek Chen Jingshen terjaga, dia di olok-olok hingga tertawa, bahkan mengibaskan tangannya dan berkata peringkat senioritas telah hancur, peringkat senioritas telah hancur. Ia bahkan mengambil ponselnya dan melakukan panggilan video ke Ji Lianyi di tengah-tengah acara.

Yu Fan duduk di tengah meja, bersebelahan dengan Chen Jingshen, mendengarkan Wang Luan dan Zuo Kuan berteriak-teriak, lalu mendengarkan panggilan video nenek Chen Jingshen dan Ji Lianyi.

Nenek Chen Jingshen: “Benar, Jingshen dan Xiao-Fan memakai setelan yang dipilih dengan indah hari ini, mereka terlihat seperti pasangan yang serasi. Mau melihatnya?”

Seperti saat dia takut dipanggil oleh guru di sekolah, Yu Fan hampir secara instingtif menundukkan kepalanya dan mengalihkan pandangannya, mengambil ponselnya, mengutak-atiknya. Ketika dia sadar kembali, dia sudah membuka Moments-nya dan menemukan bahwa ada lagi yang menyukai postingannya.

Foto profil si penyuka adalah lukisan minyak bunga matahari, dan nama WeChat-nya juga hanya emoji bunga matahari sederhana.

Dia telah menambahkan kontak orang ini minggu lalu. Biasanya, jika ada yang menambahkan dia tanpa pesan tambahan, Yu Fan akan menolaknya.

Tapi dia pernah melihat foto profil itu sebelumnya.

Dia tidak tahu apakah itu orang yang dia pikirkan, dan tidak tahu bagaimana orang itu mendapatkan nomor teleponnya, tapi pada akhirnya Yu Fan tetap mengklik “Terima”.

Antara menerima permintaan pertemanan orang tersebut dan sekarang, keduanya belum saling mengirim pesan.

Orang tersebut baru saja menyukai latar belakang Moments-nya.

“Apa yang kamu lihat?” tanya Chen Jingshen.

“Tidak ada.” Yu Fan membalikkan ponselnya.

“Kenapa matamu merah?”

“…”

Yu Fan menggosok matanya, suaranya tenang. “Angin laut terlalu kencang, ada pasir di mataku.”

“Biar aku lihat.”

Yu Fan menggelengkan kepalanya.

Angin laut bertiup ke tenda kain tipis, sedikit dingin saat menyentuh kulit. Tapi Yu Fan merasa hatinya hangat, begitu panas hingga terasa membakar.

Sungguh menakutkan. Seberapa bahagia seseorang bisa merasakan? Dia tak bisa menahan diri untuk tidak memikirkannya.

“Chen Jingshen, ayo berpegangan tangan.” Di antara tawa dan obrolan, Yu Fan berbicara dengan suara pelan.

Chen Jingshen tidak menjawab. Ia mengaitkan jari-jarinya, dan telapak tangan mereka yang panas saling menekan erat.

Seperti pelukan, tapi juga seperti jawaban.


-Tamat-


Anak ayam memiliki sesuatu untuk dikatakan:

Rusma: Halo, ini Meowzai. Wait For Me After School akhirnya selesai di terjemahkan yeay ₍₍⚞(˶˃ ꒳ ˂˶)⚟⁾⁾ judul ini salah satu rikuesan pembaca Hiyoko, terima kasih banyak yaaa inisal -R- wkwkwk, sudah rekomen judul ini ke aku beneran bagus, bagus banget, sebagus itu (╥‸╥) aku suka si tsundere Yu Fan, aku suka seme ijo neon seterang Chen Jingshen, aku suka semua karakter sampingannya, rame, lucu, sedih, manis, menguras emosi dan luar biasa. Lebih luar biasa karena ini projek pertama aku dari China-Indonesia yang di terjemahkan sampai selesai, terima kasih juga Keiyuki sudah membantu aku mengedit Wait For Me After School hingga layak untuk di baca, kita berdua beneran keren yaa bisa sejauh ini wkwkwk lop sekebon ❤︎. Terima kasih juga teman-teman Hiyoko sudah membaca terjemahan ini dan sampai jumpa di projek selanjutnya yaa, nyan~ ₍^. .^₎⟆

Keiyuki: Halo, Keiyuki kembaliii.. Wait For Me After School akhirnya selesaii, makasih Kak Rusma sudah berdarah-darah dan menangis buat nerjemahin ini dari RAW Mandarin.. hebat sekalii.. Rasanya mau nangis terharu tapi juga senang, ceritanya bener-bener bagusss, one of my favorites. Dari awal yang Jingshen kejar-kejar Yu Fan sampe dia risih, sampai akhirnya diterima setelah banyak drama, kemudian harus pisah (gak kuat aku edit bagian ini, untung cuma dikit), dan akhirnya balikan lagi sampai nikah, lengkap sekali cerita mereka. Belum lagi temen-temennya yang beraneka jenis, wkwkwk.. gak ada yang bener tapi setia kawan sekalii.. sekali lagi makasih kakak sudah nerjemahin dan makasih juga buat pembaca Hiyoko sudah baca sampai chapter ini. Terus dukung kami yak dan sampai jumpa di terjemahan yang lain.. baibaiiii


KONTRIBUTOR

Rusma

Meowzai

Keiyuki17

tunamayoo

Leave a Reply