Judul: Tianbao Fuyao Lu, The Legend of Exorcism 天宝伏妖录
Penulis: Fei Tian Ye Xiang 非天夜翔
Jumlah bab: 221 bab
Genre: Action, Adventure, Comedy, Fantasy, Xuanhuan, Yaoi
Penerbit: JJWXC
Manhua: Bilibili
Donghua: Bilibili
Audio Drama: MissEvan
Penerjemah Bahasa Inggris: Chickengege
Penerjemah Bahasa Indonesia: Keiyuki17
Editor: _yunda
Proofreader: Rusma
Sinopsis:
Di ujung cakrawala, phoenix terbang membawa jutaan burung bersamanya. Dibelakangnya, langit dipenuhi awan yang tampak seperti lautan api yang menyelimuti Chang’an. Roc bersayap emas bertengger di atas atap istana Xingqing. Dimatanya tercermin orang-orang yang tinggal di tanah Suci (Divine Land). Dalam keheningan, dinasti ini telah melewati pasang dan surut.
Li Jinglong menyeret tubuhnya yang penuh dengan luka. Dari telapak tangannya, keluar cahaya yang terang. Dia tanpa henti mendekati Hongjun.
“Mereka yang hidup.. hanyalah pengelana yang lewat”
Suaranya yang dalam menggema keseluruh dunia, seperti kabut hitam yang menutupi langit dan menyelimuti bumi.
“Mereka yang mati.. kembali ke tempat abadi mereka” (Di bumi setelah penguburan)
Cahaya itu adalah cahaya yang menyinari langit dan bumi. Itu adalah cahaya bintang yang bersinar di langit malam. Itu adalah lampu hati abadi yang menembus kegelapan.
“Langit dan bumi.. hanyalah sebuah tempat sementara. Untuk semua kesedihan kita, kita pasti akan kembali.. menjadi debu.
Li Jinglong memejamkan matanya, meletakkan satu tangannya di dahi Hongjun. Cahaya putih tersebar, menerangi gundukan mayat dan sungai penuh darah yang memenuhi medan perang. Dalam bayangan yang ditimbulkan oleh cahaya itu, sebuah ingatan telah muncul. Pesta meriah di Pingkang Li, pohon pohon wutong di Departemen Pengusiran Setan yang bermandikan cahaya matahari musim panas, pasir pasir yang berputar dan salju Saiwai yang berterbangan, terdengar jelas, suara musim semi yang seperti lagu A-Tai, daun muda yang diambil oleh Mo Rigen dan Lu Xu, sapuan kuas Qiu Yongsi, yang kemudian menjadi ayat abadi Li Bai yang menghiasi cangkir.
Ini adalah cerita tentang Gong yang memiliki nasib buruk kemanapun dia pergi X Shou yang dapat menyerap keberuntungan orang lain disekitarnya
Daftar Isi:
Volume 1 : Kecantikan Rubah
- Bab 1 – Tiga Orang Bijak Yaojin
- Bab 2 – Sisa-sisa Masa Lalu
- Bab 3 – Lautan yang Tak Terbatas dan Langit yang Luas
- Bab 4 – Cahaya Suci Memasuki Dunia
- Bab 5 – Keluarga Li dari Keprajuritan Longwu
- Bab 6 – Hidup di Bawah Atap Orang Lain
- Bab 7 – Hai Mie Hou Bie
- Bab 8 – Atasan Para Exorcist
- Bab 9 – Pendatang Baru
- Bab 10 – Pembaharuan Segala Sesuatu
- Bab 11 – Kekuatan Terbelah Menjadi Dua
- Bab 12 – Melakukan Tugas Resmi
- Bab 13 – Kembali ke Pingkang
- Bab 14 – Mayat Kering di Bawah Tempat Tidur
- Bab 15 – Kejadian Masa Lalu yang Kabur
- Bab 16 – Berburu Rubah di Kegelapan Malam
- Bab 17 – Strategi untuk Memikat Yao
- Bab 18 – Istana Beijiao
- Bab 19 – Hukuman Mati Fei Ao
- Bab 20 – Pangeran Persia
- Bab 21 – Nama Pedang Kuno
- Bab 22 – Mencari Yao di Akademi
- Bab 23 – Hutang yang Akan Dilunasi
- Bab 24 – Bertemu dengan Kaisar di Gunung Li
- Bab 25 – Berkumpul di Ruang Ujian
- Bab 26 – Kasih Sayang
- Bab 27 – Burung Bulbul di Fajar Musim Semi
- Bab 28 – Kasus Pembunuhan yang Sering Terjadi
- Bab 29 – Tempat Kejadian Perkara
- Bab 30 – Mencari Jejak Bawah Tanah
- Bab 31 – Menunggu Diam untuk Durian Runtuh
- Bab 32 – Serangan Balik yang Putus Asa
- Bab 33 – Menyalakan Cahaya Hati
- Bab 34 – Artefak untuk Melarikan Diri
- Bab 35 – Pisau Lembar Bergabung Menjadi Satu
- Bab 36 – Chang’an Dipenuhi dengan Yao
- Bab 37 – Persiapan
- Bab 38 – Pangeran Li dari Tang
- Bab 39 – Jimat Ruang dan Tempat
- Bab 40 – Kolam Air Panas Huaqing
- Bab 41 – Enggan Berpisah
- Bab 42 – Bulu Phoenix yang Membakar
- Bab 43 – Samudra Paling Utara Memiliki Ikan
Volume 2 : Rubah Sembilan Warna
- Bab 44 – Misteri Kota yang Dibantai
- Bab 45 – Mengintai Barat Laut
- Bab 46 – Malam Bersalju di Tembok Besar
- Bab 47 – Prajurit Mayat Han Kuno
- Bab 48 – Masalah Masa Lalu Yadan
- Bab 49 – Pemimpin Kawanan Serigala
- Bab 50 – Awan Hitam di Atas Kota
- Bab 51 – Helm Singa Hitam
- Bab 52 – Racun Mayat Dingin
- Bab 53 – Kebijaksanaan Zhangshi
- Bab 54 – Untuk Menangkap Pencuri, Pertama Tangkap Pemimpinnya
- Bab 55 – Kebangkitan yang Kasar
- Bab 56 – Mayat Raja Dibebaskan dari Ikatannya
- Bab 57 – Langit Cerah setelah Bersalju
- Bab 58 – Dewa Salju Xuannü
- Bab 59 – Seperti Mimpi Ilusi
- Bab 60 – Mimpi Buruk yang Kelam
- Bab 61 – Keraguan yang Berlanjut
- Bab 62 – Raja Hantu Terbangun
- Bab 63 – Berhasil Berubah Menjadi Abu
- Bab 64 – Tujuh Emosi dan Enam Hasrat
- Bab 65 – Kemalangan Turun ke Dunia
- Bab 66 – Raja Rusa Játaka
- Bab 67 – Sepuluh Ribu Mimpi Buruk
- Bab 68 – Naga dan Ular Mengikuti Kuas
- Bab 69 – Reuni Akhir Tahun
- Bab 70 – Sepasang Kuda di Salju
- Bab 71 – Sebuah Janji Tidak Semudah itu Dibuat
- Bab 72 – Puncak Gunung Taihang
- Bab 73 – Kebenaran yang Kejam
- Bab 74 – Ribuan Puncak Curam
- Bab 75 – Tamu Tak Terduga
- Bab 76 – Hati yang Bergetar Dengan Kegembiraan
- Bab 77 – Menghitung Perhitungan Setelah Panen Musim Gugur
- Bab 78 – Hatiku Bergembira untuk Tuanku
- Bab 79 – Mendapatkan Kembali Tanah yang Hilang
Volume 3 : Mara
- Bab 80 – Meningkatnya Tingkat Kepelikan Kejahatan
- Bab 81 – Kejadian Aneh di Mausoleum Zhao
- Bab 82 – Amber Lanling
- Bab 83 – Dua Kasus Terjadi Sekaligus
- Bab 84 – Empat dari Tujuh Dosa Mematikan
- Bab 85 – Anggur yang Kuat Menyegel Tenggorokan
- Bab 86 – Pernyataan Kasih Sayang di Istana Bawah Tanah
- Bab 87 – Kunjungan Malam Putra Mahkota
- Bab 88 – Manifestasi Roh Kaisar Pendahulu
- Bab 89 – Tuduhan Palsu
- Bab 90 – Murid dari Master yang Sama
- Bab 91 – Melindungi: Janji Seratus Tahun
- Bab 92 – Serangkaian Kejadian yang Berhubungan
- Bab 93 – Fragmen Masa Lalu
- Bab 94 – Dua Teman Bermain yang Lugu
- Bab 95 – Kenangan yang Tertutup Debu
- Bab 96 – Malam Sebelum Keberangkatan
- Bab 97 – Adegan Erotis
- Bab 98 – Dua Hal Dalam Satu Waktu
- Bab 99 – Ibu Kota Suci, Luoyang
- Bab 100 – Khawatir akan Keuntungan dan Kerugian
- Bab 101 – Sepuluh Li dari Sungai Suci
- Bab 102 – Rumah Judi yang Haus Darah
- Bab 103 – Iblis Hati Iblis
- Bab 104 – Iblis Api Memakan Jantungnya
- Bab 105 – Menyelidiki Taman
- Bab 106 – Kolam Anggur di Vena Bumi
- Bab 107 – Ledakan Semburan Racun Gu
- Bab 108 – Takdir Ditentukan oleh Surga
- Bab 109 – Plum Mati sebagai Pengganti Persik
- Bab 110 – Serigala Hitam di Bawah Bulan
- Bab 111 – Belati Dingin
- Bab 112 – Mengalahkannya di Permainannya Sendiri
- Bab 113 – Perkembangan yang Tak Terduga
- Bab 114 – Kemegahan Ekstrim Menyebabkan Kehancuran yang Tak Terelakkan
- Bab 115 – Pembantaian Keempat Gu
- Bab 116 – Kekuatan Mimpi
- Bab 117 – Kastil di Udara
- Bab 118 – Rencana untuk Memancing Musuh
- Bab 119 – Kejadian yang Tak Terduga
- Bab 120 – Jam Pasir Hitam Putih
- Bab 121 – Buntut dari Pertempuran Besar
- Bab 122 – Gagal Menepati Janji
Volume 4 : Acalanatha
- Bab 123 – Penampakan Bencana
- Bab 124 – Bersinarnya Baoxiang
- Bab 125 – Peninggalan Para Pendahulu
- Bab 126 – Awan Berarak di Danau Barat
- Bab 127 – Kebenaran yang Mengejutkan
- Bab 128 – Dewa Penakluk Naga
- Bab 129 -Memasuki Menara dalam Pengejaran
- Bab 130 – Pelindung Departemen Eksorsisme
- Bab 131 – Sigil Kehampaan
- Bab 132 – Asal Mula Xie Yu
- Bab 133 – Licik dan Penuh Tipu Daya
- Bab 134 – Melintasi Gunung dan Sungai
- Bab 135 – Sekilas Petunjuk
- Bab 136 – Jiwa Naga Kembali ke Rumah
- Bab 137 – Keberangkatan Segera dari Menara
- Bab 138 – Sebuah Sumpah yang Disumpah Pada Sisik Naga
- Bab 139 – Kejadian yang Menjadi Bumerang
- Bab 140 – Pemberontakan Anshi
- Bab 141 – Sebelum Satu Gelombang Meledak
- Bab 142 – Tujuh Formasi Surgawi Ibukota Suci
- Bab 143 – Pasukan Pemberontak Mendekati
- Bab 144 – Bersama Kembali dan Mengenang
- Bab 145 – Menahan Jalan Utama Dengan Paksa
- Bab 146 – Pertempuran Sampai Mati
- Bab 147 – Dilema Berduri
- Bab 148 – Jiwa yang Melintas di Bawah Bulan
- Bab 149 – Kakak Tertua Kembali ke Kelompok
- Bab 150 – Neraka di Dunia
- Bab 151 – Rintangan Tak Terduga
- Bab 152 – Terhubung oleh Seutas Benang
- Bab 153 – Semua Upaya Sebelumnya Sia-sia
- Bab 154 – Konfrontasi Terbuka dan Jujur
- Bab 155 – Artefak Memasuki Tubuh
- Bab 156 – Bepergian ke Jalur Tong di Barat
- Bab 157 – Mendirikan Kemah
- Bab 158 – Sebuah Firasat Secara Bertahap Muncul
- Bab 159 – Warisan Sang Ayah untuk Putranya
- Bab 160 – Keluarga Kerajaan Shiwei
- Bab 161 – Dituntun oleh Mimpi
- Bab 162 – Gua yang Menyembunyikan Busur Emas
- Bab 163 – Masalah Mengerikan
- Bab 164 – Rahasia Keluarga Kerajaan
- Bab 165 – Qi Iblis Meninggalkan Tubuh
- Bab 166 – Menyerah Pada Takdir
- Bab 167 – Cahaya Menyala, Cahaya Padam
- Bab 168 – Benar-Benar Diarahkan
- Bab 169 – Buntut dari Pertempuran
- Bab 170 – Perbuatan Baik, Hasil Baik
- Bab 171 – Kelahiran Putra Penuh Kegembiraan
- Bab 172 – Pertemuan Kembali Setelah Perpisahan
- Bab 173 – Yang Ditakdirkan
Volume 5 : Mahamayuri
- Bab 174 – Sebuah Kekaisaran, Runtuh
- Bab 175 – Relokasi Ibu Kota Kekaisaran
- Bab 176 – Menyelamatkan Seorang Anak Kecil
- Bab 177 – Mimpi Kupu-Kupu Zhuang Zhou
- Bab 178 – Melihat Terangnya Hari Lagi
- Bab 179 – Cahaya Budha Menyinari Semua Makhluk
- Bab 180 – Mara Turun ke Bumi
- Bab 181 – Persahabatan Tanpa Penyesalan
- Bab 182 – Para Raja Yao Berkumpul
- Bab 183 – Sebab – Akibat
- Bab 184 – Takdir Yang Belum Berakhir
- Bab 185 – Menemukan Lokasi Baru
- Bab 186 – Satu Tahun Terbatas
- Bab 187 – Putra Seorang Teman Lama
- Bab 188 – Tiga Pembahasan Tentang Masa Depan Dunia
- Bab 189 – Ikan Yang Menyelamatkan Kehidupan
- Bab 190 – Ular Gunung Ba
- Bab 191 – Menyelidiki Kembali Tianluo
- Bab 192 – Dendam Kuno dari Masa Lalu yang Jauh
- Bab 193 – Bekerjasama untuk Memastikan Kemenangan
- Bab 194 – Raja Yao Naik Takhta
- Bab 195 – Badai Terjadi di Barat
- Bab 196 – Ruangan Rahasia Laut Aral
- Bab 197 – Seorang Teman Lama Dalam Bahaya, Lagi
- Bab 198 – Seorang Musuh, Bukan Teman
- Bab 199 – Rahasia Asal Mula
- Bab 200 – Membunuh Seseorang dengan Pisau Pinjaman
- Bab 201 – Empat Binatang Suci.
- Bab 202 – Saber dan Pedang Saling Bersilang
- Bab 203 – Akan Ada Waktu Untuk Kembali
- Bab 204 – Dilema
- Bab 205 – Perselisihan Terus Berlanjut
- Bab 206 – Malam Tahun Baru di Perbatasan Militer
- Bab 207 – Semua Perselisihan Sebelumnya Sudah Terhapuskan
- Bab 208 – Kuil Sepuluh Ribu Yao
- Bab 209 – Laut yang Mengamuk Mencapai Langit
- Bab 210 – Pertemuan Tak Terduga dengan Seorang Teman Lama
- Bab 211 – Paman dan Keponakan Saling Bermusuhan Satu Sama Lain
- Bab 212 – Mengganti satu hal dengan hal lain
- Bab 213 – Dilahirkan Kembali
- Bab 214 – Rantai Seribu Mekanisme
- Bab 215 – Api Biru Membakar Yao
- Bab 216 – Menetapkan Sebab dan Akibat
- Bab 217 – Pergerakan di Balik Layar
- Bab 218 – Reuni di Tempat Lama
- Bab 219 – Ketiga Bulan Ketiga
- Bab 220 – Yuan Kun dan Peng Agung Bersatu
- Bab 221 – Menaklukkan Dewa dan Mengusir Yao