Penerjemah : HooliganFei
Editor : _yunda


Esok harinya, Xie Zhuxing pergi berlari.

Wang Chao berjuang untuk membuka mata seraya mendengar suara gemerincing. Dia tersadar bahwa tempat tidur di sebelahnya kosong, dan selimutnya telah dilipat dengan rapi. Dia pikir bahwa Xie Zhuxing itu sudah pergi tanpa memberitahunya. Wang Chao bangun dari tempat tidur, kemudian kembali tidur dengan tenang saat dia melihat koper besar masih ada di sebelah lemari.

Setelah lebih dari setengah jam, Xie Zhuxing pulang dan memanggil Wang Chao. Dia tidak ingin bangun, bergumam dan menggerutu, “Aku belum tidur nyenyak selama sebulan, biarkan aku tidur sebentar lagi.”

Lagi pula mereka tidak punya kelas juga, Xie Zhuxing tidak memaksanya. “Baiklah, kamu tidur saja, aku akan pergi duluan setelah makan.”

Wang Chao tidak senang. “Aku akan pergi denganmu, tunggu aku… aku akan… bangun pada… jam 10.”

“Itu sudah siang saat aku pulang, seluruh siangku akan terbuang sia-sia.”

Wang Chao berkata lagi, “Kalau begitu bawa saja mobilku. Aku akan menemuimu setelah aku bangun.”

Xie Zhuxing tidak ingin nongkrong bersamanya, jadi dia dengan sengaja berkata, “Kamu akan membantuku bersih-bersih?”

“Tidak mau, aku saja cuma pernah menyapu lantai beberapa kali dulu saat piket semasa SD. Sejak saat itu aku tidak pernah melakukannya lagi.”

Xie Zhuxing kemudian berkata, “Lalu untuk apa kamu ikut? Aku tidak punya waktu bermain bersamamu. Aku juga tidak akan meminjam mobilmu, aku bisa pulang sendiri.”

Tapi Wang Chao berujar, “Lihat seberapa besar kopermu. Terlalu merepotkan untuk dipaksa masuk ke dalam troli kereta, juga, terlalu panas hari ini. Aku tahu kamu tidak ingin menelepon taksi, bawa saja mobilku.”

Xie Zhuxing tidak bisa menyangkal perkataannya. “…”

Wang Chao masih belum terbangun sepenuhnya, wajahnya mengantuk, dan dia tidak memiliki ekspresi agrogan nan mendominasi yang biasa tampak jelas di wajahnya. Mata sayunya terlihat sedikit murni.

Dia bukanlah seseorang yang akan bersikap sopan pada sembarang orang, jika dia benar-benar peduli terhadap seseorang, dia akan sangat tulus pada mereka.

“Aku tidak akan naik kereta bawah tanah, aku akan menelepon taksi,” ucap Xie Zhuxing, “Pastikan untuk kembali lebih awal saat kamu bangun, Ji jie dan Cheng Yao akan tinggal di sini. Jangan kasar kalau kamu bertemu mereka. Aku tidak akan berada di sini, jadi kalau kamu masuk dalam perkelahian tak akan ada orang yang akan membantumu.”

Wang Chao hampir tertidur lagi, dia menjawab seakan-akan tengah bermimpi, “Baiklah, kakak.”

Xie Zhuxing berpikir bahwa itu lucu dan berucap. “Kalau kakakmu ada di sini, dia pasti sudah memukul pantatmu.” Dengan ringan dia menampar pantat Wang Chao sambil berbicara.

Dia tak memakai banyak kekuatan, Wang Chao hanya mendengus, tak memberikan tanggapan lain.

Wang Chao tidur sampai siang. Saat dia bangun dan mengacak rambutnya, dia tersadar bahwa hanya ada dia dan koper kecilnya di dalam kamar.

Dia tidak tahu bagaimana mendeskripsikan perasaan ini, tapi hatinya terasa agak kosong.

Dia tidak pernah tinggal di asrama sebelumnya, kecuali saat dia masih kecil. Setelah itu, dia tidak pernah berbagi kamar dengan siapa pun. Dia juga tidak pernah bertemu dengan seseorang seperti Xie Zhuxing, seseorang yang dapat menahan amukan, kemalasan, dan sikap tak masuk akalnya. Bahkan orang tua serta saudaranya sering kali tidak tahan.

Dia tahu bahwa dia punya banyak kebiasaan buruk, hanya saja dia tidak ingin berubah; dia paling nyaman seperti ini. Dia tahu bahwa selain dari yang ada di dalam keluarganya, tak ada orang yang benar-benar menyukainya. Mereka semua mendekat dan menyanjungnya hanya karena uang ayahnya dan status saudaranya.

Dia merasa bahwa Xie Zhuxing berbeda. Dia jujur dan tulus, dia punya hati yang baik, perilaku yang baik, dan sabar. Terutama dia baik padanya, dan bisa merawatnya. Dia bahkan bisa mentolerir sikapnya. Akan sangat bagus kalau mereka berdua hidup bersama selamanya.

“Kamu mau pindah?” Wang Qi menatapnya, lalu menolaknya dengan satu tarikan napas, “Tidak boleh.”

“Aku sudah dewasa, jadi kenapa tidak?” Wang Chao bertanya.

Wang Qi curiga dia ingin bermain-main lagi. “Kenapa kamu tiba-tiba ingin pindah?”

Mata Wang Chao berbinar, berkata, “Lebih nyaman untuk bekerja.”

“Pekerjaan apa yang kamu punya?”

“Aku akan menjadi seorang idol! Mulai dari sekarang akan ada paparazzi di luar rumah 24/7. Saat kamu dan Wang Jin keluar, kalian pasti akan dipotret diam-diam. Bukan hanya tidak nyaman bagiku, bagi kalian berdua juga tidak akan nyaman!”

Wang Qi jelas tidak memikirkan ini, dia terdiam selama beberapa saat.

Wang Chao mengambil kesempatan akan ini dan melanjutkan serangan, “Mereka akan memasukkan segalanya ke dalam internet, termasuk umur, di mana kamu bekerja, dan status pernikahanmu, apa kamu punya anak atau tidak, semuanya! Lalu seluruh dunia akan tahu bahwa Direktur Wang dari Pengadilan Menengah sudah menikah selama delapan tahun tapi masih belum punya anak, pasti ada sesuatu yang salah dengan… ah aku cuma bilang! Jangan pukul aku!”

Wang Qi yang setinggi 192cm, meraihnya seperti anak ayam. Dia menendang pantatnya, satu tendangan menghasilkan satu lolongan. Wang Qi akhirnya melepaskannya saat dia berteriak delapan kali.

Dia memegang pantatnya selagi dia berduka sambil menangis, “Dage, kamu bisa menendangku tetapi kamu tidak bisa menendang netizen itu. Saat informasimu benar-benar digali oleh orang-orang itu, apa yang mereka katakan pasti akan lebih buruk dari apa yang baru saja aku lakukan. Lihat dirimu, betapa memalukannya itu?”

Wang Qi menghardik, “Hal yang paling memalukan adalah membiarkan orang lain tahu aku punya adik sepertimu.”

Dia tidak senang dan ingin menjadi mesin BB untuk sebentar lagi. Tapi kemudian, Wang Qi melempar sepasang kunci yang dia dapat dari laci.

Dengan cepat dia menangkapnya dan berkata dengan riang gembira, “Ge, rumah yang mana ini?

“Yang ada di Wangjin. Aku akan berkata sekarang juga, kamu bisa pindah, tapi kalau aku menangkapmu bermain-main di luar, lihat saja bagaimana aku akan menghadapimu,” Wang Qi berucap dengan dingin.

Semua kata masuk ke telinga kiri Wang Chao dan keluar lewat telinga kanan. Saat Wang Qi akhirnya selesai menceramahinya, dia melenggang pergi dengan kunci.

Wang Chao pergi untuk melihat-lihat rumah terlebih dahulu. Ada loteng, dan duplex dua lantai hardcover dengan balkon, serta perabotan dan peralatan. Seluruh tempat itu kosong dan seluruh rumah ditutupi dengan kain penutup debu.

Dia meminta pembantu rumah tangga untuk datang dan membersihkannya. Dia berjalan di sekitar rumah, jelas sangat puas. Ada kamar tidur besar dan kecil di lantai bawah yang saling berhadapan, dia ingin Xie Zhuxing datang mengunjunginya sehingga dia bisa menemuinya kapan saja. Jika mereka menonton film horor bersama di malam hari dan dia terlalu takut untuk tidur, dia bahkan bisa memanggil Xiao Xie untuk tidur dengannya.

Itu hanya kamar tidur kecil yang tak punya ranjang, Wang Qi sebenarnya ingin membuat tempat itu sebagai ruang kerja atau ruang minum teh. Di sana hanya ada rak buku besar dan dua sofa kecil.

——

Xie Zhuxing sudah bersih-bersih seharian penuh, tapi tempat itu masih belum bersih juga.

Dia tahu para gadis memiliki banyak hal, jadi dia menyiapkan empat kotak karton. Pada akhirnya, saat pakaian, sepatu, tas dan hal kecil lain milik Yan Jiajia ditumpuk dalam kotak, masih ada yang belum di masukkan.

Setelah mengepak, dia membersihkan setiap sudut rumah lagi.

Saat Wang Chao meneleponnya, dia sedang mengenakan topi yang terbuat dari koran sambil melangkah di atas tangga untuk menyapu bagian atas lemari serbaguna di balkon.

“Wang Chao?” begitu dia membuka mulut, dia menghirup seteguk abu. Dia terbatuk dua kali sebelum berkata, “Ada apa?”

“Apa yang kamu lakukan? Kenapa kamu terbatuk?” tanya Wang Chao.

“Tidak ada, aku hanya membersihkan rumah.”

“Xiao Xie ah, tempat tidur macam apa yang kamu suka?”

“…tempat tidur apa?”

“Aku sudah memutuskan untuk membeli tempat tidur, aku tidak tahu jenis apa yang harus dibeli. Berikan aku beberapa pendapat.”

Xie Zhuxing ingin cepat-cepat selesai, dia tidak mau bicara tentang hal-hal tidak berguna dengannya. “Kenapa kamu tanya pendapatku? Bukan aku juga yang akan tidur di situ.”

“Hahahaha ya kamu benar!”

“…”

Dia tidak mengerti, dia pikir Wang Chao punya terlalu banyak uang untuk dihabiskan dan dia juga tidak ingin menerima hadiah dari laki-laki itu. “Aku tidak mau, aku masih punya tempat tidur, jangan belikan aku apapun.”

“Aku tidak akan memberikanmu tempat tidur, aku akan membelinya jadi kamu bisa tidur di situ.”

Xie Zhuxing bingung, “Apa maksudmu ‘membiarkanku tidur di situ’?”

“Yah, aku akan memberitahumu saat aku menemuimu. Aku akan menyusulmu sekarang juga, aku tahu bagaimana cara menuju ke daerahmu. Unit dan lantai berapa tempatmu tinggal?”

Wang Chao datang menyusul Xie Zhuxing dengan bahagia. Pada akhirnya, saat dia memasuki daerah Xie Zhuxing, dia sadar dia salah masuk unit saat mengetuk pintu. Untuk yang kedua kali, akhirnya dia pergi ke tempat yang tepat.

Wang Chao mengutuk selagi berjalan, “Tempat menyebalkan macam apa ini? Banyak sekali belokan, seperti labirin. Bahkan plat pintunya rusak.”

“Aku tidak mau kamu datang, tapi kamu bersikeras untuk datang.”

Wang Chao melihat ke sekitar ruangan dan berkata, “Kamu masih belum selesai berkemas? Jangan lakukan lagi. Ayo pergi bersamaku.”

Dia menarik Xie Zhusing bersamanya, berencana untuk pergi. “Hei, apa yang kamu lakukan? Kita mau pergi ke mana?” tanya Xie Zhuxing.

Wang Chao secara misterius berucap, “Kamu akan tahu kalau datang bersamaku.”

Xie Zhuxing benar-benar berdenyut, dia tidak ingin bermain-main dengannya. “Kalau kamu tidak memberitahuku maka aku tidak akan pergi.”

Wang Chao melihat bahwa dia tidak bisa lagi memainkan kejutan misterius, jadi dia hanya bisa berkata, “Lihat dirimu, sangat membosankan. Baiklah, baiklah, aku akan memberitahumu. Kakakku mengizinkanku tinggal di salah satu rumahnya, tempatnya sangat besar. Aku agak takut untuk hidup sendiri jadi aku ingin kau tinggal bersamaku.”

Dia terlalu malu untuk mengucapkan bahwa dia ingin tinggal bersama Xie Zhuxing, jadi dia hanya bisa menggunakan rumah sebagai alasan.

Xie Zhuxing akhirnya selesai melayaninya selama seminggu, mengapa dia ingin terus melakukannya? Dia dengan cepat menolak, “Aku tidak akan pergi, tempatku masih memiliki beberapa bulan sampai sewanya habis.”

Wang Chao sangat senang ketika datang, tetapi sekarang dia telah disiram dengan seember air dingin, dia tidak tersenyum lagi. “Kenapa kamu tidak membatalkannya saja? Kalau tuan tanah tidak mengizinkan maka aku akan membayarkannya untukmu. Dan aku tidak akan membiarkanmu membayar uang sewa, aku tahu kamu miskin dan pelit, dan aku juga tidak kekurangan uang.”

“….” Kenapa cara dia berbicara seperti minta dipukul sepanjang waktu? Pikir Xie Zhuxing.

Wang Chao pikir bahwa dia merasa sangat tepat saat dia berkata, “Kalau kamu tidak tinggal bersamaku, maka aku akan pergi mencari orang lain.”

Xie Zhuxing berkata dengan dingin, “Pergilah cari siapa pun yang kamu suka, aku tidak akan pergi.”

“….Aku benar-benar akan mencari orang lain!”

Xie Zhuxing berpikir, ancaman macam apa ini? “Silahkan,” katanya lagi.


Bab Sebelumnya | Bab Selanjutnya

KONTRIBUTOR

HooliganFei

I need caffeine.

yunda_7

memenia guard_

Leave a Reply