Penerjemah: San
Proofreader: Keiyuki, Rusma


Jiang Wang mengenakan handuk mandi saat keluar membuka pintu, meninggalkan jejak kaki basah di lantai kayu berwarna maple.

Begitu pintu terbuka, Da Chuan terkejut, “Oh, jelas saja tidak ada yang menjawab, ternyata sedang mandi ya?”

“Maaf, tadi malam aku sibuk sampai lupa,” kata Jiang Wang sambil asal mengeringkan rambutnya dengan handuk, berpura-pura siap menerima tamu. “Masuk?”

“Tidak, tidak perlu! Tidak apa-apa, lain kali saja,” Da Chuan mengangkat setumpuk buku contoh di tangannya, “Aku hanya ingin mengantar buku. Aku dengar kamu berencana mengadakan acara musim sekolah, kebetulan penerbit baru mengeluarkan beberapa buku yang cocok untuk persiapan ujian menengah dan perguruan tinggi… Oh iya, aku dengar Guru Ji tinggal serumah denganmu?”

Memang Bos Jiang tahu cara hidup hemat, menekan biaya hidup sampai seminimal mungkin, patut dicontoh!

“Guru Ji ya…” Jiang Wang baru mengeringkan setengah rambutnya, butiran air masih menetes di tulang belikatnya. “Dia sedang mandi.”

“Jadi… kalian berdua sedang mandi?”

“Baru saja beres-beres rumah, jadi kami berkeringat,” Jiang Wang menerima buku itu. “Ada perlu dengannya?”

“Aku ingin memperkenalkan buku baruku untuknya,” Da Chuan buru-buru membungkuk dan mundur. “Silakan kalian lihat, aku akan mampir lagi lain kali. Sampai jumpa…”

Jiang Wang menutup pintu, melepas handuknya, lalu berjalan santai ke kamar mandi.

Di dalam, Ji Linqiu sudah setengah tertidur di bak mandi dengan posisi malas, satu tangan bertumpu di meja kecil sambil membaca buku dongeng karangan Peng Xingwang.

Mendengar langkah kaki mendekat, ia mengangkat kelopak matanya sedikit, “Keluar telanjang lagi?”

“Burung peliharaan harus sering menghirup udara segar,” Jiang Wang melangkah masuk, membuat air terciprat ke mana-mana. “Bagaimana? Sudah terawat dengan baik? Apakah bentuknya indah dan layak dikonsumsi?”

Ji Linqiu langsung melempar sabun ke arahnya, tapi Jiang Wang menangkapnya dengan satu tangan. Mereka berdua tertawa.

Angin musim semi bertiup pelan.

Satu orang berbaring di sisi kiri, membaca dongeng dengan santai. Yang lain bermain-main dengan bebek karet sambil memejamkan mata, sesekali bercanda.

Mereka baru keluar ketika air mulai dingin.

Saat berpakaian, Jiang Wang tiba-tiba mendekat dan menggigit ujung telinga Ji Linqiu.

Ji Linqiu sedikit bergerak tapi tidak menghindar, ia hanya menoleh ke arahnya.

“Ini pertama kalinya ada yang membacakan Cinderella untukku,” bisik Jiang Wang. “Barusan, aku sempat merasa seperti putri kecil.”

Ji Linqiu terhenti sejenak, lalu melipat handuk panjang di tangannya menjadi bentuk mahkota dan meletakkannya di kepala Jiang Wang.

“Sekarang lebih mirip.”

Tiba-tiba, bel pintu kembali berbunyi.

“Bos—! Bos, apakah kamu di rumah?”

Jiang Wang menghela napas, mengambil celana pendeknya, lalu pergi membuka pintu.

Sekretarisnya, yang juga tinggal di kompleks yang sama, datang dengan ekspresi bersemangat. Begitu pintu terbuka, ia menatap Jiang Wang dan langsung berkata, “Bos—eh, kamu baru selesai mandi?”

“Hmm.”

“Lalu bagaimana dengan Guru Ji?”

“Dia juga sedang mandi.”

Sekretaris itu tertegun sejenak sebelum tersenyum aneh, “Kalian… mandi bersama?”

“Ya, namanya juga saudara,” Jiang Wang menguap. “Ada apa?”

Sekretarisnya masih menatap mahkota handuk di kepala Jiang Wang, lalu berkata, “Kabar baik—salah satu siswa kita memenangkan medali emas dalam kompetisi matematika!”

Jiang Wang langsung bertepuk tangan, “Bagus! Di mana anak itu sekarang?”

Kompetisi matematika tingkat provinsi ini sebenarnya diadakan pada Desember tahun lalu, tapi karena penilaian dan seleksi tertunda akibat liburan Tahun Baru, pengumuman resmi baru keluar sekarang.

Duan Zhao, sebelum keluar dari sistem sekolah formal, adalah guru di sekolah unggulan. Sejak awal, banyak orang tua dan siswa meminta les privat darinya. Setelah ia keluar dari sistem, reputasinya semakin besar. Sebelum masuk ke kelas bimbingannya pun, siswa harus lulus tes seleksi. Ia tidak mencari keuntungan dari banyaknya murid, tapi benar-benar fokus pada kualitas pengajaran.

Dengan kemenangan ini, lembaga bimbingan mereka seperti mendapat suntikan semangat baru!

Medali emas!

Benar-benar prestasi luar biasa, layaknya emas murni 28 karat!

“Bukan cuma itu, tiga siswa yang dilatih oleh Guru Ji sudah lolos ke semifinal Kompetisi Bahasa Inggris Nasional! Orang tua mereka bertanya apakah bisa menambah kelas tambahan, karena kemampuan berbicara anak-anak itu masih kurang.”

Ji Linqiu keluar dari kamar tidur dengan kemeja putih dan dasi panjang.

“Aku ada waktu malam ini, dan besok sore juga bisa menambah kelas.”

Sekretaris itu melirik Ji Linqiu yang sedang berpakaian, lalu menatap bosnya. Wajahnya tiba-tiba memerah.

“Baik, baik, aku tidak akan mengganggu. Sampai jumpa di rapat nanti, Bos.”

Jiang Wang tidak merasa ada yang aneh. “Kami berdua sudah berpakaian rapi, kenapa wajahmu merah?”

Sekretaris itu buru-buru melambaikan tangan, “Tidak, tidak, tidak apa-apa! Panas! Aku pergi dulu!”

Tanpa menunggu bosnya bertanya lebih lanjut, ia langsung kabur, turun ke lantai bawah, dan sambil berjalan menuju rumahnya, ia mengetik pesan ke grup obrolan kantor.

[Bos Polos & Guru Cantik]

*CP Jiang Wang dan Ji Linqiu

[Reporter Lapangan]: Aku!!! Aku baru saja mampir ke rumah Bos untuk laporan kerja, kalian tahu apa yang aku lihat?!

[Akuntan yang Menangis]: Apa lagi drama cohabitation mereka?! Apakah si Bos Bodoh itu sudah sadar?!

[Reporter Lapangan]: Aku bersumpah!!! Aku berada di kapal mereka! Guru Ji baru saja keluar dari kamar utama Bos!!! Dan dia baru saja berpakaian!!!

[Reporter Lapangan]: Bos bahkan menggunakan mahkota handuk! Terakhir kali dia mau melipat origami burung bangau untuk Guru Ji saja, kita yang harus mengajarkannya! Mana mungkin dia tahu cara melipat mahkota?!

[Lembur Sampai Puas]: APA?!

[Jangan Laporin BUG]: Gila?! Ini sudah hampir sampai ke post-scene1Post-scene adalah istilah yang umumnya merujuk pada adegan tambahan yang muncul setelah cerita utama dalam sebuah karya selesai.?

[Aku Sedang menulis BUG]: Sialan! Ada tanda-tanda love bite[mfn]Love-bite adalah istilah lain untuk gigitan cinta atau cupang (hickey).[/mfn] tidak?!

[Tiga Tahun Lembur, Lima Tahun Beli Rumah]: Besok aku yang pergi! Aku sanggup! Aku sanggup!!!

[Reporter lapangan]: Saat Bos Kedua keluar, bahkan dua kancing di kerahnya sudah dikancingkan, tapi ujung telinganya masih merah. Aku sampai tidak enak hati menatapnya terlalu lama. Bos bahkan bertanya ada apa denganku. Aku hampir saja bilang, bisakah kalian sedikit lebih menutupinya? Kalau begini terus, anaknya sebentar lagi akan lahir!

[Aku Sedang Menulis BUG]: Bukankah anak sudah ada dari dulu? Maksudmu ini anak kedua!

[Tiga Tahun Lembur Lima Tahun Beli Rumah]: Aku sudah selesai, aku melayang, aku benar-benar bisa. Bos Kedua itu pasti luar biasa tampannya… Ngomong-ngomong, aku lupa bilang, waktu aku membuat rencana acara, kalian tahu tidak?

[Tiga Tahun Lembur Lima Tahun Beli Rumah]: Guru Ji! Sedang mengajari Bos Jiang bahasa Inggris!

[Tiga Tahun Lembur Lima Tahun Beli Rumah]: Mereka langsung minta ruang kelas kapsul premium 1-on-1, duduk berdampingan untuk mengajar. Tempat itu tersembunyi, mau melakukan apa aja tidak akan ada yang melihat. Tapi mereka malah membahas… tata bahasa.

[Jangan Laporin BUG]: Sial!

[Reporter Lapangan]: Pantas saja bahasa Inggris Bos tiba-tiba meningkat pesat!

[Aku Sedang Menulis BUG]: Bos Jiang ini luar biasa tenang, atau memang dia benar-benar belum sadar? Guru Ji membisikkan tata bahasa di telinganya, siapa yang bisa bertahan dari itu?!

Ketika Jiang Wang tiba di kantor, dia merasa beberapa pasang mata menatapnya dengan penuh semangat.

Sepertinya semua orang sudah tahu tentang medali emas itu.

Bos Jiang dengan puas mengangguk kepada mereka lalu berbalik menuju kantornya.

Para siswa pemenang dan orang tua mereka sudah tiba.

“Pertama-tama, selamat untuk kalian semua. Musim semi baru saja tiba, tapi kita sudah memasuki musim panen. Dengan penghargaan ini, jalur penerimaan langsung sudah bisa dibilang pasti,” ujar Jiang Wang sambil memberi isyarat agar mereka duduk. “Sesuai kesepakatan kita sebelumnya, peraih medali perak akan mendapatkan pengembalian 80% biaya kursus, sedangkan peraih medali emas tidak hanya mendapatkan pengembalian 100%, tapi juga bonus tunai sebesar 8.888 yuan.”

Dia menerima folder dari sekretaris dan berkata dengan ramah, “Kami juga memiliki kontrak kerja senilai 60.000 yuan di sini. Silakan dipertimbangkan.”

Para orang tua masih tenggelam dalam kebahagiaan mereka. Butuh beberapa saat sebelum mereka bereaksi. “Kontrak kerja?”

“Ya, ada tiga tingkatan: A, B, dan C, tergantung pada keinginan Anda dan anak Anda.”

Jiang Wang berdeham pelan, menatap mereka, lalu berkata, “Perusahaan kami ingin merekrut anak Anda sebagai duta merek kami.”

Anak itu tercengang.

“Mewakili… bimbingan belajar?”

Biasanya, duta merek itu untuk sampo, cokelat, atau keripik. Apa bimbingan belajar juga bisa?

“Tingkat C hanya akan memakan waktu satu sore. Cukup berdandan, mengganti pakaian, dan mengambil beberapa foto.”

“Jika Anda memilih Tingkat A, setelah anak Anda berhasil diterima di universitas ternama dan tidak lagi memiliki beban akademik, dia hanya perlu datang ke auditorium kami untuk berbagi pengalaman belajar serta beberapa tips ujian.”

Negosiasi kontrak berjalan lancar.

Bagaimanapun, program pelatihan elit ini adalah investasi besar bagi keluarga biasa. Setelah diterima di universitas, anak-anak ini tidak perlu lagi khawatir tentang ujian masuk perguruan tinggi. Berbagi pengalaman mereka hanyalah hal kecil dibandingkan dengan keuntungan yang didapat.

Sementara itu, Duan Zhao sedang sibuk menenangkan anak-anak lain yang tidak memenangkan penghargaan, tapi teleponnya sudah meledak dengan panggilan masuk.

Dia baru saja melatih seorang siswa yang memenangkan medali emas Olimpiade Matematika, jadi para orang tua yang ambisius langsung berebut mendaftarkan anak-anak mereka ke kelas privat 1-on-1 miliknya. Begitu kuotanya habis, mereka memilih bertahan di lobi, bersikeras ingin bertemu dengannya secara langsung dan tidak mau pulang sebelum mendapatkan tempat.

Ji Linqiu baru saja tiba di kantor dan belum sempat berbincang dengan rekan-rekannya ketika tiba-tiba sekelompok orang tua menyerbu.

“Guru Ji!! Tolong lihat anak saya!!”

“Guru Ji, apakah Anda yakin bisa menangani babak semifinal dan final?”

“Guru, apakah anak saya masih bisa mengikuti kompetisi? Dia kelas dua SMA dan biasanya mendapat nilai sekitar 110.”

Ketika Jiang Wang selesai menandatangani kontrak duta merek dan keluar dari kantornya, dia melihat ke sekeliling.

“Eh… Di mana dua guru itu?”

Asistennya berbisik, “Mereka sudah dikerubungi para orang tua.”

Jiang Wang segera mencari cara untuk menyelamatkan sahabat dan kekasihnya supaya mereka bisa makan siang bersama.

“Kenapa di bagian resepsionis penuh dengan orang?”

“Mereka semua ingin mendaftar,” jawab asisten itu dengan gugup. “Mereka berharap kamu bisa menambahkan kelas baru…”

Belum sempat asisten itu menyelesaikan kalimatnya, beberapa orang tua langsung berbalik setelah mendengar suara Jiang Wang.

“Ini bos kalian?”

“Dia yang mengatur semuanya?”

Tanpa basa-basi, mereka langsung menyerbu ke arah Jiang Wang.

Jiang Wang: …!! Tunggu!!!

Di kantor lain, Ji Linqiu hampir kehilangan suara karena menjawab begitu banyak pertanyaan. Saat dia melihat jam, dia menyadari bahwa Xingwang akan segera pulang sekolah, tapi para orang tua masih mengepung meja kerjanya.

“Maaf,” katanya sambil mengangkat tangan, meminta mereka untuk menunggu sebentar. Lalu, dia menoleh ke koleganya, “Apakah ada yang punya waktu luang untuk menjemput Xingwang?”

Dua guru langsung mengangkat tangan, tapi Fu Er sudah berlari ke depan.

“Aku yang akan menjemputnya!! Aku bisa menjemputnya kapan saja!! SD Percobaan, bukan?!”

Ji Linqiu yang sudah cukup akrab dengan Fu Er dalam beberapa bulan terakhir sedikit terkejut melihat antusiasmenya.

“Ya, aku bisa mengirim detailnya ke ponselmu?”

“Ya,” Fu Er tersenyum lebar, seolah baru saja menemukan harta karun. “Aku akan berangkat sekarang juga!”


KONTRIBUTOR

Rusma

Meowzai

San
Keiyuki17

tunamayoo

Leave a Reply