Penerjemah: HooliganFei
Editor: _yunda
Dia takut Xiao Xie akan marah padanya, jadi dengan cepat dia mengenyahkan pikiran tersebut.
Akan tetapi, begitu pikiran semacam ini masuk, mereka menjadi sulit untuk diacuhkan.
Selama penampilan di panggung, posisinya di belakang sisi Xiao Xie. Pakaian Xie Zhuxing pendek, menyebabkan pinggangnya terekspos saat dia mengangkat tangan. Selagi dia menggerakkan tangannya dan menendang kakinya tanpa begitu banyak usaha, Wang Chao mau tidak mau membiarkan matanya berkelana pada pinggang Xiao Xie yang terekspos. Selama chorus, Xiao Xie juga punya solo dance. Sebelumnya, kapanpun Wang Chao menonton dance-nya, dia hanya akan berpikir bahwa Xie Zhuxing itu tampan dan enak dipandang, tapi sekarang, bayangan dan skenario aneh akan muncul di kepalanya.
Setelah pertunjukkan berakhir, Wang Chao kembali ke realita saat Xiao Xie berjalan mendekat. Xiao Xie memiliki tipe ketampanan yang bermoral dan seperti pangeran. Walaupun dia harus memakai riasan untuk penampilan, dia tidak terlihat seperti banci sama sekali. Semua hero dalam novel pendekar mungkin mirip dengannya. Bayangan kotor dalam kepalanya tidak cocok dengan wajah Xiao Xie yang seperti pangeran.
Tapi Wang Chao tidak tahan untuk melihatnya; dan saat dia melihat, dia tidak tahan untuk memikirkan hal-hal tersebut.
Dia pikir bahwa jika dia diam-diam berpikir tentang ini dalam pikirannya, tidak akan ada yang tahu.
Tapi masalahnya adalah, bagaimana dia mampu menyembunyikan ini? Dia adalah seseorang yang menunjukkan semua emosi dan pikiran di wajahnya.
Hari itu saat demamnya sudah hilang, Xie Zhuxing kembali dengan sarapan setelah dia keluar untuk lari pagi. Xie Zhuxing sudah memperhatikan ada sesuatu yang terjadi saat dia menyadari bahwa Wang Chao (yang rambutnya berantakan dan masih ada kerak yang menempel sudut matanya) sedang memandang ke arah tulang selangkanya dengan tatapan aneh sambil meminum susu kedelainya.
Ketika mereka pergi ke perusahaan, Wang Chao bersandar pada Xie Zhuxing saat dia duduk seperti biasa. Dia selengket sebelumnya. tapi bahkan walaupun dia suka menempel, matanya seharusnya masih normal. Matanya tidak seharusnya menatap lurus ke kerah Xie Zhuxing dan tidak seharusnya menelan ludah begitu keras setelah melihat.
Selama dua hari berikutnya, situasi semacam ini meningkat. Mata Wang Chao akan menjelajah dari tulang selangka Xie Zhuxing sampai ke dadanya, lalu pinggangnya, hingga akhirnya sampai ke pinggul dan pahanya. Dia akan meniliknya dari atas ke bawah, berpikir bahwa tidak ada orang yang memperhatikannya, dan oleh karena itu matanya menjadi semakin gamblang menatap.
Hari itu, ada pertemuan di perusahaan. Sekarang mereka sudah debut selama sebulan dan Summer Ice tidak berjalan bagus tapi juga tidak buruk. Kalau tetap seperti ini, bahkan siswa yang kembali setelah musim ujian tidak akan bisa menolong popularitas mereka.
“Sudah bagus kalian mampu naik ke tiga besar untuk pertama kali,” Duan Yikun menghibur mereka. “Sulit bagi lagu idol group pria untuk bisa sangat populer. Ditambah, kebetulan kalian meluncurkan lagu bersamaan dengan comeback idol senior kalian. Kalian sudah melakukan dengan baik.”
Mereka berenam mengangguk dengan bimbang, tapi masih terlihat jelas bahwa mereka kecewa. Mereka tidak tahu perbedaan yang jelas akan pentingnya berada di tangga lagu, tapi mereka tahu dari diskusi di Weibo bahwa lagu-lagu mereka tidak populer. Ditambah lagi, periode debut mereka sudah lewat dan secara signifikan jumlah para penggemar juga berhenti meningkat. Selain postingan Xie Zhuxing dengan ribuan bagikan dan komentar, postingan anggota lain, paling-paling hanya beberapa ribu. Komentar hot juga sebagian besar dari iklan. Orang yang paling buruk adalah Gao Siyuan, yang diolok-olok karena insidennya saat masih menjadi trainee di Korea Selatan. Semua komentar menyerang dirinya. Ujung-ujungnya dia terpaksa mematikan komentar.
Duan Yikun melihat suasana hati mereka yang kelabu, jadi dia memutuskan untuk memberikan mereka beberapa berita baik. “Jangan berkecil hati — cerialah. Setelah kalian selesai syuting MV besok, kalian akan pergi ke Chang Sha besoknya. Sudah waktunya kalian masuk lingkaran variety show.”
Dia sudah menyiapkan IceDream untuk pergi melakukan rekaman indoor variety show yang dikenal semua grup di dalam negeri. Acara ini cukup bagus untuk orang yang ingin debut variety show.
Seperti yang telah diduga, berita ini membuat para anggota bersemangat. Walaupun variety show tersebut sudah dikritik berulang kali, reputasi dan rating-nya selama bertahun-tahun tidak bisa dibandingkan dengan variety show biasa. Bagi anak muda dengan mimpi menjadi seorang bintang, siapa yang belum pernah menonton acara ini sebelumnya? Siapa yang tidak pernah bermimpi berdiri di panggung acara ini sebelumnya?
Setelah pertemuan selesai, para anggota saling bercakap-cakap selagi mereka berjalan keluar. Kegembiraan terlihat jelas di wajah mereka.
Wang Chao meraih bahu Xie Zhuxing, menariknya ke belakang beberapa langkah seraya dia berkata dalam suara yang rendah, “Masih terlalu dini. Ayo pergi ke rumah Liang-ge.”
Xie Zhuxing berpikir bahwa dia ingin bermain-main lagi. “Tidak, aku mau latihan dance sebentar.”
“Kamu bisa dance di lain waktu. Ditambah, dance-mu juga sudah sangat bagus. Tidak perlu latihan,” ujar Wang Chao.
Tangannya yang ditempatkan di bahu Xie Zhuxing tidak terlalu berperilaku baik. Dia menyentuh leher Xie Zhuxing, lalu meremas bahunya.
Xie Zhuxing pura-pura tidak merasakannya. “Aku tidak punya ketertarikan yang sama dengan Liang-ge. Bahkan kalaupun aku pergi, aku hanya akan duduk saja di sana.”
Wang Chao bersandar pada bahunya saat dia berbalik, punggungnya menghadap para anggota lain. Dia berbicara selagi berjalan dengan pelan. “Apa kamu bodoh? Siapa bilang kita akan ke sana untuk bermain-main? Liang-ge mungkin buruk dalam hal lain, tapi dia sangat bagus dalam variety show. Aku akan membawamu ke tempatnya untuk mendapatkan beberapa saran. Mungkin kita bahkan bisa belajar sesuatu yang tidak berguna, tahu?”
Xie Zhuxing, “…Baiklah.”
Wang Chao menyeringai, begitu pula Xie Zhuxing.
Melihatnya tersenyum jantung Wang Chao terpompa seperti kuda berlari. Bagaimana bisa Xiao Xie semenarik ini? Persetan!
Wanita pembersih sedang mengepel lantai di depannya, tapi karena dia berjalan mundur dia tidak bisa melihat. Xie Zhuxing hampir akan menariknya kembali, tapi dia terlalu terlambat. Wang Chao sudah tersandung oleh pel. Sebenarnya, itu bukan masalah besar. Dia bisa saja berdiri tegak setelah terhuyung-huyung sedikit; tapi dia malah berpura-pura terluka sambil melepaskan ringisan. Dia memegang pinggang Xiao Xie, dan melepaskannya segera setelah berhasil. Dia bahkan mengeluh kepada si pembersih, “Hei, nona muda, bisakah kamu memperhatikan ke mana kamu jalan?!”
Wanita pembersih itu berdiri tegak, memperlihatkan rambut hitam legamnya. Dilihat dari wajahnya, dia mungkin sudah berusia empat atau lima puluhan.
Wang Chao, “…Bibi, maafkan aku. Akulah yang tidak memperhatikan jalanku.”
Xie Zhuxing menahan tawanya sambil lanjut berjalan.
Wanita pembersih tidak mau repot-repot berdebat dengan Wang Chao. Wang Chao menepuk dirinya sendiri dari debu lalu mengejar Xie Zhuxing. Dia luar biasa kecewa. Dia akhirnya bisa menyentuh pinggang Xiao Xie, tapi dia tidak mendapatkan kesempatan untuk benar-benar menikmatinya. Waktunya singkat dan cepat berlalu.
Mereka berdua mengucapkan selamat tinggal kepada teman rekan satu tim mereka. Berkata bahwa mereka berdua akan pergi ke rumah Liang Xi dan hanya mengatakan akan bersenang-senang saja. Rekan satu tim lain tidak terlalu memikirkannya, lantaran dua orang ini sedari awal sebenarnya saling menempel sepanjang hari.
Karena Ferrari terlalu mencolok, Wang Chao tidak mengendarainya begitu sering semenjak Duan Yikun menasihatinya dua kali. Porche yang biasa dia kendarai juga diberikan pada Liang Xi untuk sementara waktu. Dan oleh karena itu, Wang Chao mengendarai Volkswagen birunya akhir-akhir ini.
Dia menyuruh Xie Zhuxing untuk mengemudi selagi dia duduk di bangku penumpang. “Tangan Liang-ge terluka. Saat kita di sana, jadilah sopan. Jangan tanya dia bagaimana dia bisa terluka,” ucap Wang Chao.
Lagipula Xie Zhuxing tidak terlalu penasaran mengenai bagaimana detailnya. Dia setuju, “Baiklah.”
Dia mengemudi selagi Wang Chao duduk disampingnya, mencuri-curi pandang padanya. Saat dia sadar, dia akan menolehkan kepala, hanya agar Wang Chao cepat-cepat berpura-pura seperti dia sedang menatap ke depan sambil menyandungkan nada-nada tidak jelas.
Sewaktu mereka tiba di rumah Liang Xi, tangan pria itu diperban. Ada dua chow chow di rumahnya, satu jantan dan satu betina. Xie Zhuxing sudah pernah melihat yang jantan terakhir kali saat Baitu memegang talinya.
Xie Zhuxing tahu apa yang terjadi, hanya saja dia tidak mengucapkannya. Dia bertanya pada Liang Xi bagaimana penyembuhan lukanya, lalu tidak mengatakan apa-apa lagi. Dia duduk di sana diam-diam selagi mendengarkan Liang Xi dan Wang Chao berbicara.
“Ge aku akan segera berada di variety show,” kata Wang Chao selagi dia menggigit beberapa anggur. “Kamu punya banyak pengalaman. Berikan kami beberapa nasihat tentang bagaimana cara agar kami bisa menarik beberapa penggemar.”
Liang Xi sepertinya tidak sedang dalam suasana hati yang baik saat dia berkata acuh tak acuh, “Tidak punya pengalaman. Ibu dan ayahku yang memberikan tampang ini. Itulah yang kupunya.”
Wang Chao tidak puas dengan jawabannya saat dia berkata, “Ge, jadilah profesional. Aku membawa Xiao Xie kemari untuk belajar.”
Liang Xi menjulurkan tangannya sambil berkata, “Kelasku tidak murah. Serahkan bayarannya.”
Wang Chao, “Kamulah yang mengendarai mobilku. Aku akan menurunkan harga sewanya.”
Liang Xi, “Dan kamulah yang makan anggurku. Harganya seribu lima ratus per satuan. Berapa banyak yang sudah kamu makan?”
Xie Zhuxing baru saja mengambil satu anggur saat Liang Xi berkata begitu. Dia dengan canggung menempatkan anggur tersebut kembali.
Liang Xi tidak menargetkan Xie Zhuxing. Dia berkata padanya, “Xiao Xie satu kapal (ship) denganku. Dia bisa makan sebanyak yang dia inginkan. Saat kamu menghabiskannya, masih ada lebih banyak di kulkas.”
Xie Zhuxing, “…”
Wang Chao meludahkan kulit anggurnya selagi dia dengan bangganya membual, “Kamu bisa melupakan hal itu. Aku dan Xiao Xie adalah kapal sebenarnya di sini. Kami adalah kapal resmi.”
Liang Xi, “Dan apa nama kapalmu?”
Wang Chao membeku karena belum memikirkan itu…
Liang Xi lanjut memprovokasinya, “Ya ampun, pasangan resmi yang bahkan tidak punya nama kapal? Setidaknya aku punya.”
Saat mereka berdua baru saja akan saling melempar argumen, bel pintu berbunyi. Itu adalah asisten Liang Xi.
“Ini Zhao Zhengyi,” Liang Xi memperkenalkan. “Wang Chao, kamu pasti sudah pernah bertemu dengannya sebelumnya. Xiao Xie, panggil saja dia Xiao Zhao. Tanganku terluka jadi dia di sini untuk membawa anjingku jalan-jalan.”
Zhao Zhengyi menyapa mereka berdua.
Liang Xi ingin mendiskusikan beberapa hal dengan Wang Chao, sehingga dia juga tidak menahan diri ketika dia berkata kepada Xie Zhuxing, “Xiao Xie, kenapa kamu tidak pergi keluar dan mengajak anjingku jalan-jalan dengan Xiao Zhao? Dia sangat ceroboh. Aku takut dia akan kehilangan mereka. Pergi bantu dia.”
Dan begitulah Xiao Xie pergi dengan Zhao Zhengyi.
Wang Chao tidak merasa tenang, oleh karena itu dia berlari menuju pintu. “Anjingnya terlalu besar. apa kamu akan baik-baik saja?”
“Aku punya labrador di rumah. Aku sudah terbiasa menolong ibuku membawa anjing jalan-jalan. Aku akan baik-baik saja,” jawab Xie Zhuxing.
Wang Chao melihat Xie Zhuxing merendahkan kepalanya dan menggosok kepala anjing tersebut. Melihat bagaimana dia tersenyum dengan begitu lembut, sesuatu seperti menggelitik hatinya.
Xie Zhuxing mendongak.
Tatapan Wang Chao terpaku pada bibirnya, tenggorokannya bergerak naik-turun.
Dia ingin tersenyum, tapi dia menahannya.
Xie Zhuxing bukan anak kecil yang tidak tahu apa-apa. Dia tahu bahwa pikiran Wang Chao penuh dengan hal-hal tidak senonoh ketika dia menatapnya beberapa hari terakhir ini.
Mungkin saja dia menyukai Wang Chao. Mungkin juga dia ingin hubungan mereka bergerak ke arah yang lebih jauh. Bohong kalau Xie Zhuxing bilang dia tidak senang. Seandainya itu orang lain, maka mereka sudah memanfaatkan situasi ini. Kalau seseorang ingin bahagia dalam hidupnya, mereka harus membuat pergerakan.
Tapi Xie Zhuxing faktanya hanyalah seseorang yang tidak suka mengikuti kata hati.
Dia tidak ingin mengekspos Wang Chao. Dia ingin berpura-pura seperti dia tidak tahu apa pun dan terus menatap dingin pada Wang Chao yang tidak punya keberanian untuk mengaku tapi masih memandanginya dengan mata telanjang sambil menggaruk telinga, pikirannya penuh dengan fantasi bergumul di tempat tidur bersama Xie Zhuxing. Satu sisi, Xie Zhuxing sangat senang, tapi di sisi lain, dia memberitahu dirinya sendiri untuk menahan dan agar tidak tertarik pada si idiot itu.
Dia tahu seberapa bodohnya Wang Chao. Alasan kenapa Wang Chao menciumnya adalah untuk membuktikan pada yang lain bahwa ‘dia lebih dekat dengan Xiao Xie’. Alasan kenapa Wang Chao tiba-tiba ingin melakukan seks dengannya mungkin karena dia merasa melakukan seks adalah sesuatu yang teman dekat lakukan, sama halnya seperti berciuman.
Orang dungu bisa hidup dalam kedunguan yang penuh kegembiraan sepanjang hidupnya, tapi Xie Zhuxing tidak bisa. Dia harus melewati penyangkalan berturut-turut sebelum dia bisa yakin bahwa dia menyukai seseorang. Walaupun dia masih sedikit ragu untuk menjalin hubungan dengan seseorang yang berjenis kelamin yang sama dengannya, dia tidak menolak setiap keintiman yang Wang Chao tawarkan terhadapnya. Jika dia benar-benar memutuskan untuk bersama dengannya, maka apapun bisa terjadi. Setelah mereka bahagia di atas tempat tidur, lalu apa yang akan terjadi selanjutnya? Mereka akan menghadapi segala tekanan dari homoseksualitas, para anggota grup, karir mereka, keluarga mereka, masyarakat, dan lainnya. Begitu mereka membuat keputusan, maka tidak ada jalan kembali. Mereka tidak boleh tergesa-gesa; mereka harus memikirkan ini dengan hati-hati. Apa dia benar-benar siap untuk menulis kembali rencana hidupnya supaya Wang Chao dapat memasuki kehidupannya?
Dan ada hal lainnya yang dia tidak pahami. Setelah malam Wang Chao melakukan seks dengan gadis dalam pengaruh obat — entah atas dasar kemauan atau tidak — dia mengalami demam dan tidur semalaman, dia mulai memusatkan matanya pada Xie Zhuxing. Kenapa pula otaknya tiba-tiba membuat belokan tajam?
Melihat Wang Chao sekarang, jelas bahwa dia sedang memikirkan hal kotor lagi.
Xie Zhuxing berkata dengan serius, “Kamu harus masuk kembali.”
Wang Chao menjilat bibirnya dan berujar, “Hm? Masuk ke mana?”
Xie Zhuxing, “…” Kamu mau pergi ke mana?
Wang Chao tersentak kembali ke dunia nyata dan berkata dengan canggung, “Kalau begitu aku akan masuk… kamu harus pergi. Cepat pergilah.”