• Post category:Nights
  • Reading time:11 mins read

“Komandan Chu dengan kaki yang sangat panjang, kalau pencariannya sukses, maukah kau memberikan kredit atas kontribusiku?”

Penerjemah : HooliganFei


“Tembakan mengerikan adalah himne Setan. Dia merebut sebuah kota dari lautan bintang dan menawarkannya pada Tuhan sebagai bunga, dan Tuhan bertanya padanya, ‘Kau mabuk?’”―Este, Neverland

Chu Si sedikit mengernyit, melirik pada ‘layang-layang’ terkutuk itu, dan tiba-tiba merasakan sakit kepala ringan.

Karena medan energinya diasimilasi oleh Tiang Naga tempatnya terikat, di bawah gaya gravitasi, piringan tersebut ditarik semakin dekat dari luar angkasa…

Belum lagi, itu benar-benar menyerupai layangan berayun.

Sakit kepala Chu Si semakin memburuk.

Fragmen planet tiba-tiba menyusut, volum serta massanya mengalami penyesuaian berlebihan. Sistem pseudo-gravity dan keseimbangan rotasi Tiang Naga sudah dalam proses penyesuaian diri.

Tiba-tiba saja, Sa’e Yang si usil itu mengikat sebuah aksesori tambahan, dengan segera membawanya kepada babak baru dari penyesuaian diri dan kekacauan.

Chu Si sudah memiliki firasat kuat akan kehilangan pijakannya, dan sensasi tanpa bobot terus berfluktuasi. Pada saat yang bersamaan, seluruh fragmen mulai berotasi dengan lebih jelas, berada dalam area persepsi orang rata-rata.

Rasanya seperti berdiri di atas meja putar dengan seseorang yang memegang jantungmu, dengan keji mengocoknya naik turun…

Perasaan ini terlalu memualkan.

Saat Sistem Tiang Naga masih dalam tahap R&D 1Riset dan Pengembangan dan uji, sebagai salah satu pejabat utama yang bertanggung jawab, Chu Si berpartisipasi dalam banyak percobaan simulasi, termasuk dalam hal ketidakseimbangan dari sistem pseudo-gravity dan keseimbangan rotasi. Jadi dia tidak asing lagi dengan kondisi pusing dan kegelisahan ini, dia nyaris tidak bisa mentolerir ini.

Tapi kedua pel yang tidak memiliki toleransi itu terlihat seperti mereka akan segera pingsan.

“Tidak lepaskan aku, aku akan muntah!” Pel muntah-muntah dan terkapar di atas tanah. “Aku mungkin terlihat sangat buruk, aku akan mati.”

Tulang pipi Chu Si bergerak sedikit, mungkin karena menggertak giginya untuk menahan pusing, dan dia menjawab, “Kotoran di tubuhmu setebal tiga lapis kulit, bahkan x-ray pun tidak akan lewat, bagaimana mungkin aku tahu bagaimana tampangmu.”

Mulut kasar bajingan ini mungkin mengabaikan hidup atau mati, mengabaikan kesempatan itu. bahkan kalaupun dia akan muntah di sini, dia tidak akan lupa untuk mengolok orang lain.

Begitu dia selesai berbicara, dia mendengar kekehan dari samping.

Tak dapat disangkal, suara tersebut cukup enak, tapi begitu dia menyadari bahwa itu datang dari tenggorokan Sa’e, entah kenapa mengingatkan pada emosi lain seperti ‘olokan’ atau ‘bingung.’

“Sayangku, aku semakin suka semangatmu yang seperti ini,” ujar Sa’e.

Menutup mata menghilangkan rasa mual saat sedang pusing. Jadi ketika Chu Si mendengar ini, dia tidak membuka matanya, tapi menggosok pelipisnya dengan jari sementara menanggapi dengan suara dan nada suam-suam kuku, “Oh, sayangnya kau akan menemukan lebih banyak lagi di masa depan.”

Setelah terdiam beberapa saat, semakin dia memikirkannya dia menjadi kecewa. Walaupun penampilan Sa’e tidak terlihat, dinilai dari nada dan suaranya saja, dia tidak menunjukkan tanda-tanda tidak nyaman dari putaran dan sensasi tanpa bobot ini.

Komandan Chu yang rewel untuk sesaat masih tidak senang, akhirnya tidak dapat lagi menolak untuk menaikkan satu kelopak mata untuk mengintip Sa’e. Seperti yang sudah diduga, dia melihat Sa’e sedang berdiri dengan stabil di samping Tiang Naga, tangan di kantungnya, melihat ke arah Tiang Naga dari jarak yang nyaris tidak aman.

“Kau sebenarnya tidak muntah,” ucap Chu Si, menutup matanya lagi, menahan gelombang mual selanjutnya.

“Kau masih ingat kondisi kecilku ini dari bertahun-tahun yang lalu. Aku tersanjung akan kebaikanmu,” jawab Sa’e, “Tapi akan lebih baik kalau kau terdengar tidak terlalu menyesal karena menanyakan ini.”

Chu Si tidak mau repot-repot menutupi kekecewaannya. “Setelah menghabiskan sembilan tahun dalam Penjara Luar Angkasa, apa kau sudah terbiasa dengan perasaan ini?”

“Terima kasih untukmu.” Sebelumnya, suara Sa’e masih beberapa meter berjarak darinya, tapi sekarang itu tiba-tiba terdengar tepat di depannya.

Seakan-akan mereka sedang berdiri hadap-hadapan.

Chu Si sontak membuka mata dan melihat wajah Sa’e sangat dekat dengannya, agak condong ke depan untuk melihatnya seolah-olah dia sedang mempelajari Tiang Naga, pucuk hidung mereka nyaris saling bersentuhan.

Sebelum dia bisa bereaksi, Sa’e tiba-tiba meniup mata kirinya.

Kelopak mata Chu Si berkedut, dan dia mengernyit lalu memundurkan kepalanya. “Kau―”

“Tapi berada di penjara tidak melatihmu untuk ini.” Sa’e tersenyum sambil menegakkan diri dan mengambil dua langkah ke belakang. “Kau bisa mencoba berada di tepian zona tangkapan black hole selama beberapa hari, dan kau akan menyadari bahwa kepusingan ini pada sebenarnya tidak layak untuk disebutkan.”

Black hole?” Chu Si terkejut, “Kenapa pula kau hampir tertangkap black hole?”

Sa’e memiringkan kepalanya ke satu sisi dan mengedipkan mata kanannya: “Coba tebak.”

Chu Si: “…” Tebak kakekmu.

Chu Si baru kali ini bertemu satu pria gila yang tidak dapat diduga seperti ini.

Namun dia sudah mengenal orang ini sangat lama―hampir tiga perempat hidupnya.

Akan sangat gagal bagi dua orang, yang telah saling mengenal bertahun-tahun, berakhir dalam hubungan kacau seperti ini.

Tahun itu ketika Sa’e pertama kali masuk Penjara Luar Angkasa, Chu Si pernah sekali mencoba membayangkan bagaimana jadinya jika mereka bertemu kembali, tapi dia hanya berpikir begitu karena dia luar biasa bosan saja―

Tidak akan pernah ada penjara tingkat tinggi atau bahkan pejabat pemerintah yang ingin melihat mereka berdua di ruangan yang sama. Itu mungkin akan menyebabkan malapetaka dan kiamat di seluruh gedung.

Tapi kemudian dia tidak pernah memikirkan masalah ini lagi. Bagaimanapun juga, hukuman Sa’e Yang sangat panjang―putusannya dengan jelas menyatakan ‘sampai akhir umur planet ini.’

Di suatu musim panas, Sa’e Yang mengakses saluran komunikasi kantornya dan meninggalkan beberapa pesan, dia menanyakan, “Kalau kita bertemu lagi, akankah kau menyambutku dengan senyuman, atau menembakku tepat di kepala?”

Pada waktu itu, Chu Si masih menjawabnya dengan tenang, “Hari itu tidak akan tiba.”

Ironinya, Tuhan sepertinya menganggap Chu Si tidak enak dilihat, dan planet meledak dua tahun setelah kata-kata tersebut dilontarkan.

Dan setelah lima puluh tahun setelah ledakan, mereka saling bertemu satu sama lain lagi…

Tuhan mungkin juga sudah gila, tidak ingin hidup dalam kenyamanan.

Sistem Tiang Naga memerlukan waktu yang sangat lama untuk menyesuaikan dirinya kali ini, sampai-sampai Pel bertanya pada Chu Si, nyaris menangis, “Bukankah ini tidak ada akhir, seharusnya aku lepas saja mesin pertukaran udara ini dan mengakhiri segalanya.”

Walaupun Chu Si pribadi telah berpartisipasi dalam berbagai macam percobaan simulasi, bagaimanapun juga, percobaan tidak bisa dibandingkan dengan kenyataan: semua percobaan durasinya terbatas, dan kenyataan tidak memberi peringatan terlebih dahulu.

Untungnya, masih ada akhir dari keabadian. Setelah Pel melalui tiga ronde pingsan lalu tersadar kembali, Tiang Naga akhirnya menjadi stabil. Sistem pseudo-gravity sudah disesuaikan pada kondisi yang paling cocok, dan sistem keseimbangan rotasi juga bekerja dengan mulus. Bagian luar dari lapisan materi berotasi pelan dalam kecepatan yang stabil, dan dengan lapisan tengah yang menyangga di antara keduanya, kecepatan rotasi dari lapisan terdalam fragmen planet jatuh di bawah garis kritis dari persepsi orang rata-rata.

Bagi Chu Si dan yang lain, mereka akhirnya bisa menstabilkan diri mereka sendiri dan tidak lagi merasa pusing atau mual.

Namun…

“Layang-layang terkutuk ini dua kali lebih besar dari sebidang tanah ini. Bukannya tanah ini akan terbalik kalau terhubung begitu saja?” Pel mau tak mau membuka mulutnya untuk berbicara.

Kalau saja Chu Si dan Sa’e tidak berdiri di sampingnya seperti dewa penjaga pintu, sesekali meliriknya dengan mengintimidasi, Pel pasti sudah muntah di lantai. Dia membuka mulutnya beberapa kali, tapi ujung-ujungnya dia tidak berani muntah sama sekali. Dia hanya bisa roboh ke tanah sekarang, menggosok dadanya dengan usapan demi usapan.

Semenjak dia terbangun, dia berada dalam posisi ini hampir 80% dari waktunya…

Tidak bisa berdiri, dia hanya bisa melakukan yang terburuk dengan menentang tatapan dua dewa penjaga pintu dan menguatkan diri untuk menunjuk raksasa di satu sisi.

Tiang Naga menganggap piringan yang ditangkap oleh Sa’e si usil sebagai bagian dari fragmen planet, menyeretnya secara tidak wajar ke dalam lingkaran perlindungan seolah-olah menyeret anjing yang sekarat.

Dulu, Penjara Luar Angkasa dibangun dengan teknologi mecha tiruan, sehingga Penjara Luar Angkasa itu sendiri memiliki beberapa tingkat kecerdasan. Jika seluruh Penjara Luar Angkasa diangkut untuk diuji tingkat kecerdasanya, maka itu akan setara dengan seorang remaja yang akan segera dewasa.

Penjara Luar Angkasa dengan kaki yang terputus akan setara dengan remaja sakit.

Dan piringan yang ditarik oleh Tiang Naga, yang kakinya putus, akan setara dengan remaja yang mengalami keterbelakangan mental.

Tanah yang berada di bawah medan energi Tiang Naga, memukul tepiannya pada remaja keterbelakangan mental ini sampai mereka memar dan bengkak, sehingga remaja itu mencuatkan satu jari kakinya murka―

Sebuah penghubung darurat dengan terminal yang mirip penjepit.

Biasanya, antarmuka darurat ini akan menempatkan pengunjung Penjara Luar Angkasa di dalam pesawat udara atau mecha, tapi piringan tersebut sudah menjadi keterbelakangan mental yang tidak bisa lagi menilai dengan akurat, sehingga dia salah mengira fragmen planet sebagai pesawat udara lainnya.

Dengan beberapa klik ringan, antarmuka darurat membuka mulutnya, mengungkapkan sederet gigi anjing, dan menggigit tepian tanah, dengan paksa menghubungkan fragmen planet.

Beginilah, sesuatu yang bukan ikan ataupun unggas telah lahir.

Chu Si memandang tanpa ekspresi pada piringan tersebut untuk waktu yang lama, tapi akhirnya memutuskan untuk mengangkat kakinya dan berjalan ke arah benda itu.

“Komandan Chu yang pusing ini, apa yang ingin kau lakukan dengan layang-layang yang kukirimkan untukmu?” Kata Sa’e dengan malas pada punggung Chu Si dan mengangkat kakinya untuk mengikuti.

Kau berani bertanya?!

Chu Si menolehkan kepalanya untuk me lirik dan berkata dengan kosong, “Bagaimana aku bisa pusing dengan rasio tubuh ini. Kalau kau sudah sebuta ini, aku dengan tulus menyarankanmu untuk tetap tinggal di satu sisi, dan aku akan pergi masuk untuk mencari sesuatu yang berguna.”

Sa’e tidak menganggap perkataan kasar ini serius sama sekali, terus mengikutinya dengan malas, “Komandan Chu dengan kaki yang sangat panjang, kalau pencariannya sukses, maukah kau memberikan pujian atas kontribusiku?”

Chu Si: “…” Kenapa kau belum enyah juga?


Komentar penerjemah :

Remahan-remahan yang kutemukan:

KONTRIBUTOR

HooliganFei

I need caffeine.

Leave a Reply