• Post category:Nights
  • Reading time:9 mins read

Apa yang telah kalian lalui dalam hidup kalian?!

Penerjemah: HooliganFei


Saat semakin sulit bagi Pel Kim untuk berhenti meluncur dari tepian, dia merasakan seseorang meraih pergelangan kakinya.

Peluncuran berhenti tiba-tiba!

“Siapa?!” Kim susah payah memutar kepalanya. “Siapa pun kau, jangan lepaskan aku, aku mohon padamu!”

Dia menggertakkan giginya sambil berbicara:  setiap kata seperti memantul dari giginya.

Orang yang menariknya memakai pakaian hitam dengan masker oksigen. Dengan penampilan yang tak bisa dibedakan, dia nyaris menyatu dengan malam.

Sa’e Yang?!

Mungkin karena Sa’e memakai masker suplai oksigen saat dia pertama kali muncul, pikiran awal Kim adalah bahwa orang ini Sa’e Yang!

Saat pikiran itu berkelebat di benak Kim, dia benar-benar akan berteriak pada Chu Si yang tergantung di bawah, “Kiata akan diselamatkan!”

Tuhan tahun mengapa.

Namun segera dia menyadari bahwa orang yang menarik mereka tidak mungkin Sa’e Yang.

Melihat postur orang itu, dengan hak yang menekan tanah dan berusaha keras untuk bergerak ke belakang, memang sulit bagi orang ini untuk menarik tiga orang.

Kim secara tak masuk akal berpikir bahwa tidak akan terlalu sulit bagi Tuan Buronan untuk melakukan ini. Bukan, tidak akan sulit baginya untuk melakukan apapun―Tuan Buronan tampaknya mahakuasa.

Sekali Lagi, Tuhan tahu mengapa!

Namun putusan tersebut kabur ketika detik selanjutnya dia melihat Chu Si yang sedang tergantung di bawah dengan kepala miring dan memandang kosong. Chu Si mengernyit dan bertanya dengan sendirinya, “Sa’e Yang?”

Lihat? Bahkan komandan ini sudah gila.

Saat keduanya satu persatu menggila, malaikat yang sedang menarik tiga orang berkata, “Siapa pun kau, bisakan kalian mencoba baik sendiri? Lengan ayahmu ini patah!”

“Rasanya aku seperti sedang ditarik empat kuda dari siksaan kuno planet ini―” Kim hampir menangis karena sakit. “Komandan, bisakah kau memikirkan sesuatu? Apa ada sesuatu yang bisa kau injak?”

Tentu saja, Chu Si yang tergantung di bawah tidak bisa bergantung pada orang lain, tapi kebetulan dia terjebak di bawah.

Dia mulai menyusun rencana.

Cara Komandan Chu mencoba menyelamatkan dirinya sendiri dan meyakinkan orang lain sangat tidak biasa.

Dia dengan keras mengangkat satu lengannya yang menahan ransel ke mulutnya dan mengunci kapsul logam yang ada di soket ban lengan dengan giginya.

Tebakan Kim benar. Kapsul logam itu memang sejenis bom.

Tapi bom ini cukup spesial―itu sejenis bom senyap, diam dan tersembunyi, kekurangannya adalah jangkauan kerusakan yang rendah kelebihannya adalah kuat dalam dorongan.

Bom tersebut bisa meledak diam-diam sambil mengirim personel seseorang sedikit jauh.

Chu Si menekan bagian bawah kapsul dengan lidahnya dan melepas kuncian giginya.

Walaupun rute jatuhnya diputar oleh sistem gavitasi semu ringan dari Tiang Naga, kapsul logam tersebut masih jauh pada area sepuluh meter di bawah kaki Chu Si dalam sekejab dan tiba-tiba meledak.

Walaupun hanya bom senyap, kekuatan tumbukannya masih sangat kuat.

Begitu api berkobar, trio yang tergantung-gantung itu dikirim terbang langsung ke atas.

Kim jatuh pada satu sisi dan terguling-guling beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.

Malaikat yang menarik tiga orang itu juga terlempar ke tanah. Dia menyaksikan dengan tercengang saat dua tas hitam terbang dari asap, terlempar dengan benturan gelombang besar.

“Sialan?!” Malaikat tersebut menyeletuk dan menyingkir dengan gesit.

Bang! bang!

Asap yang mengepul akhirnya menyebar saat tas hitam jatuh ke tanah.

Saat itu, Chu Si berguling ke samping di atas tanah dengan satu lengan yang memeluk Pel Kecil yang setengah ukurannya. Siku dari lengan satunya menahan tubuhnya dari batuan keras yang ada di atas tanah sambal telapak tangannya melindungi kepala Pel Kecil.

Malaikat tersebut masih menatap sambil tercengang.

Sangking terkejutnya sampai dia lupa untuk bangun, dia hanya terbaring di atas tanah. “Aku hanya meminta kalian untuk mencoba sedikit lebih keras―hanya sedikit, tapi kalian malah meledakkan diri kalian sendiri sampai ke sini????”

Kim termenung untuk beberapa detik. Dia berguling dan merangkak, terhuyung-huyung ke tebing, dan mengulang kata-kata yang sama, “Kau baru saja meledakkan dirimu sampai ke sini???”

Chu Si lah yang sebenarnya menanggung dampak dari kekuatan utama. Saat dia melindungi Pel Kecil sambal berguling di tanah, rasanya seperti seluruh punggungnya hancur dan disatukan kembali.

Sampai-sampai mengalami syok selama beberapa saat sebelum akhirnya tersadar.

Takut-takut menyentuh mereka, Kim mengangkat tangannya, bertanya dengan gelisah, “Apa kau masih sadar? Kepalamu sakit? Bisakah kau bergerak? Apa yang tidak nyaman? Apa ada darah di mulutmu―”

Sebelum dia selesai mengoceh, Chu Si menunjuk satu jari padanya.

Kim dengan segera berhenti berbicara dan menunggu dengan hati-hati.

Beberapa saat kemudian, Chu Si akhirnya menepuk kepala Pel Kecil. “Apa bom melukaimu?”

Tidak terluka tidak pula takut sama sekali, Pel Kecil berkedip dan menggelengkan kepalanya di bawah telapak tangan Chu Si.

“Aku ketakutan sampai mati,,,” melihat bahwa mereka berdua tampaknya baik-baik saja, Kim mendesah lega,

Dengan lembut dia mengambil Pel Kecil dari lengan Chu Si dan memeriksanya sekali lagi dengan prihatin.

Chu Si akhirnya duduk, memijat belakang leher dan pundaknya, dan melatih persendiannya sedikit sebelum membersihkan puing-puing di tubuhnya.

Si malaikat memandang kosong dan berucap, “Sial…” Dia perlahan berdiri dan membungkuk untuk membawa tas hitam. “Sangat berat…

“Siapa kalian?” Si malaikat sangat muda tapi suara menyebalkan datang dari bawah masker oksigennya. “Aku, ayahmu, akan menyita dua tas ini sekarang. Jangan coba-coba berpikir mendapatkan mereka kembali sebelum memberikanku alasan yang masuk akal.”

“Bukannya kau menyelamatkan kami barusan?” Kim berkata tercengang.

Suara Chu Si menjadi agak serak karena terbatuk asap dan debu. “Lepaskan masker dan biarkan aku melihat wajahmu, “ dia mengibas pada si malaikat. “Kau terdengar familiar, khususnya dari caramu mengatakan ‘ayahmu’ di sana-sini.”

“Apa yang sedang kau coba lakukan?!” Si malaikat berkata hati-hati. “Kau pikir aku akan melepaskannya kalau kau menyuruhku? Aku, ayahmu, lebih dari familiar dengan taktik gertakan ini!”

Terserahlah, Chu Si mengendik dan berdiri untuk menyapu wajahnya dengan punggung tangan. Dia berpikir sesaat sambil menyeka dan berkata, “… Don? Dari periode ketika Kamp Pelatihan Khusus Menara Keamanan.”

Don terkejut. “Siapa kau?”

Sementara Chu Si sudah mengambil beberapa langkah mendekat, dan suaranya menjadi semakin kurang kasar kali ini. “Oh, saat kau masih peserta pelatihan, kebetulan akulah yang melatih kalian.”

Don: “…” tas di lengannya sontak jatuh ke tanah. “Komandan… Chu?”

Chu Si melipat lengan bajunya sampai ke lengan bawahnya sambal berjalan dan mengangguk pada Don, “Ingatan yang bagus, Ayahku.”

“…” Saat Don baru saja akan kabur, dia menimbang situasi saat ini, dengan malu-malu mengambil tas tersebut, dan dengan patuh menyerahkan tas tersebut pada Chu Si. “Ay, itu… jangan mengolokku, aku minta maaf. Aku harus benar-benar hati-hati dalam situasi kritis seperti ini.”

“Apa maksudmu?” Tanya Chu Si.

“Ceritanya Panjang…” Don melihat sekeliling, ragu-ragu menjelaskannya di sini. “Bagaimana kalian menyusup ehh.. datang ke sini diam-diam?”

“Sesuatu terjadi pada fragmen planet yang kami tempati, jadi kami datang untuk melihat apa ada tempat untuk menetap di sini,” Chu Si berkata seakan-akan itu sesederhana mengunjungi tetangga.

Don: “…”

Dia melihat sekeliling seolah mewaspadai sesuatu sebelum mengibas pada Chu Si dan yang lainnya. “Ikuti aku, ayo kembali ke markas dulu.”

“Markas?” Chu Si mengangkat satu alis.

“Ya ya, setidaknya kita bisa beristirahat di sana, “Don menjawab. “Akan aku katakan lebih banyak lagi saat kita di sana.”

Mereka mengikuti di belakang Don dan menghilang ke dalam hutan dalam sekejab.

Kim berbisik pada Chu Si, “kamp pelatihan apa? Kau instruktur mereka? Bisakah kita percaya pada mereka?”

Sebelum dipromosikan sebagai pejabat eksekutif dari Kantor No. 5, Chu Si menetap di Kamp Pelatihan Khusus dari Menara Keamanan untuk waktu yang lama.

Sebagai salah satu cabang paling penting dari Menara Keamanan, itu adalah tempat pelatihan profesional untuk segala macam bakat khusus dan Gudang cadangan untuk pelaksana misi khusus dari Menara Keamanan. Peserta pelatihan yang lulus dari sana akan menjadi orang yang tak lagi ada saat memulai misi mereka.

Mereka tak lagi memiliki nama, karir, teman, atau keluarga… itu semua digantikan oleh kesetiaan tak tergoyahkan.

Karena Chu Si merupakan peserta pelatihan selama dua tahun dan kembali sepuluh tahun kemudian sebagai petugas pelatihan selama lima tahun, dia sangat memahami ini.

Dia mengangguk, “Kita bisa mempercayai mereka.”

Kim berjalan beberapa langkah. Masih gelisah, dia menambahkan, “Bisakah kau memberikanku contoh? Paling bagus kalau itu seseorang yang kukenal.”

“Aku, tentu saja.” Jawab Chu Si.

“Aku tahu aku tahu, maksudku… orang lain?” Tanya Kim.

Chu Si berpikir selama beberapa detik dan menjawab, “Tsk… ada seseorang yang kau tahu yang mengikuti kamp pelatihan. Tapi kebetulan dia menjadi satu-satunya contoh negatif dalam kurun waktu 50 belakangan.”

Kim bertanya, “Siapa…”

“Sa’e Yang,” Chu Si menjawab,

Kim: “….” Apa yang telah kalian lalui dalam hidup kalian?!

KONTRIBUTOR

HooliganFei

I need caffeine.

Leave a Reply