• Post category:Nights
  • Reading time:10 mins read

“Semua dibuang!”

Penerjemah: HooliganFei


Di bawah pertanyaan Chu Si, alarm berhenti tiba-tiba. Pemancar ditempatkan di atas berbagai ruangan, memancarkan teriakan halus dan konsisten, tiba-tiba berubah menjadi suara elektronik yang halus beberapa detik kemudian. “Aku mungkin sudah melakukan suatu kesalahan, komandan.”

Tidak, kenapa pula kau, sebuah sistem cerdas, harus berteriak sebelum menjawab?

Namun Chu Si tidak bisa memerdulikan ini lagi sekarang. Dia menderingkan bel Ruang Tugas No. 3 dan 7 dan berjalan langsung ke Pusat Pengawasan, bahkan sebelum pintu terbuka.

“Apa yang kau lakukan?” Chu Si bertanya pada Mata Ilahi saat dia melewati pintu koridor.

Perangkat perekam yang ditempatkan di segala tempat di penjara adalah telinga dari Mata Ilahi. Dia mendengar pertanyaan Chu Si dan menjawab, “Dua menit yang lalu, ada perintah khusus yang dikirim langsung ke CPU. A-A-Aku melakukan sesuai perintah.”

“Perintah apa?!” Chu Si segera berhenti di depan pintu pembatas ke restoran dan membuka kunci pintu.

“Sebuah perintah dari Otoritas yang sangat tinggi, setinggi penghancuran CPU otomatis,” Mata Ilahi menjawab. “Mereka membuatku memusnahkan para tahanan di tempat.”

“Apa?” Mendengar ini, Chu Si hampir memasukkan kode salah.

Pintu pembatas ke restoran didorong terbuka sementara Mata Ilahi masih menjelaskan melalui pemancar, “Kau tahu, pak, sistem ekstensif di Penjara Luar Angkasa dirancang dengan sangat cerdas. Setiap ruangan bisa menjadi freestanding kapsul ruang angkasa, bisa dikeluarkan dari Penjara Luar Angkasa di dalam keadaan darurat.”

Sepertinya sistem tidak akan pernah menjadi lebih pintar, masih membual masalah desain penjara di sini.

Tetap saja, saat Mata Ilahi hampir menyelesaikan perkataannya, suara elektroniknya melemah. “Sehingga, aku mengeluarkan mereka―ka―ka―”

Sekali lagi sistem tersebut berpura-pura macet di waktu-waktu yang genting.

Chu Si tidak punya waktu untuk mengutuk. Dia tiba-tiba melihat dibalik pintu pembatas, restoran yang seharusnya penuh sepenuhnya telah menghilang.

Untuk menggambarkan sebuah metafora, seluruh restoran seperti telur dalam cangkang emas. Sekarang, telur tersebut telah dikeluarkan dari penjara, sirna ditempat, dengan hanya cangkang kosong yang tersisa.

Elang emas, elang perak dan entah apa lah itu semua telah menghilang tanpa jejak.

Chu Si: “…….”

Kepala Chu Si sakit, mendengar kemacetan Mata Ilahi tanpa akhir.

“Apa mereka punya area pendaratan?” tanya Chu Si

Mata Ilahi: “Tidak―Tidak―Tidak―”

Pertengahan alis mata Chu Si berkedut. “Dan kau berani berpura-pura macet! Ambil mereka dengan tali jangkar!”

Dia menginjak pada cangkang logam dan melewati area kosong yang sebelumnya adalah restoran. Kemudian, dia mendorong terbuka pintu pembatas ke Pusat Pengawasan.

Pintu tersebut terbanting setelah dibuka kuncinya, menakuti Mata Ilahi dari kemacetan. “Mustahil mengambil mereka.”

 “Apa maksudmu?”

Chu Si mengingat bahwa pasti ada lebih dari dua tali jangkar yang dialokasikan pada setiap piringan. Jika satu tali jangkar telah diikat di sekitar Tiang Naga, maka seharusnya masih ada satu yang tersisa. Kenapa tidak bisa mengambil kembali para tahanan?

Suara elektronik Mata Ilahi menjadi sedikit hati-hati. “Ada dua perintah: untuk mengeliminasi tahanan… dan untuk mentransfer mereka dengan segera. Jadi setelah aku mengeluarkan mereka, mereka diteleportasikan ke jarak yang kecil―kecil―kecil―.”

Chu Si: “….”

In ruang angkasa yang luas, satu langkah kecil dari teleportasi bisa berubah menjadi jarak yang tak terbayangkan. Kemungkinan mustahil untuk mengambil kembali sesuatu yang telah dikeluarkan.

Saat itu, sejumlah pertanyaan berkelebat melalui otak Chu Si―

Kenapa ada perintah entah dari mana untuk mengeliminasi para tahanan di tempat?

Mungkinkah itu sebuah perintah dari bagian dari Penjara Luar Angkasa yang telah diputus? Tapi bukankah itu berlebihan untuk mengeliminasi tahanan yang sudah di bawah kendali mereka…

Atau, sang komandan sedang membantu para tahanan? Mengeluarkan mereka dari sini, melalui perbedaan waktu untuk mengumpulkan seluruh tahanan, dan kemudian membebaskan mereka?

Chu Si mengernyit dan mengetuk Maha Ilahi dengan blak-blakan. “Mana perintah yang dikirim langsung ke CPU-mu? Keluarkan mereka.”

Dia melirik ke arah jam saat mengeluarkan perintah: sudah tiga jam lewat. Mungkin karena mimpi, dia merasa baru tertidur lima menit.

ding―

Layar tampilan telah diperbarui.” Kali ini, Mata Ilahi tidak berani menunda, memproyeksikan perintah pada layar dengan cepat.

Perintah (1): Pengeliminasian Tahanan

Sumber: 50001

Peringkat: Label Merah

Otoritas: S (Tertinggi)

Perintah (1): Teleportasi segera

Sumber: 50001

Peringkar: Label Merah

Otoritas: S (Tertinggi)

Dua perintah tersebut dikeluarkan tidak sampai berselang dua detik, keduanya menegaskan eksekusi segera.

Wajah Chu Si seketika tenggelam: 50001, label merah, menyamar sebagai dia lagi.

Kapan ini akan berakhir?

Sengat berani menggunakan identitas yang dicuri di hadapan orang aslinya, dan tidak sekali tapi dua kali. Kalau ini terus-terusan terjadi, yang asli, juga akan dibuang?

Chu Si hampir tertawa karena marah. Dia menggeledah meja control dan memasang penyumbat telinga hitam yang dia temukan. Dia memerintahkan, “Keluarkan Atlas Bintang yang ditargetkan dan temukan kembali lokasi 9501.”

ding―

“Target telah bergerak. 4 jam sebelum memasuki Zona 1. Saat ini tidak dapat melacak posisi tepatnya.”

Target dengan jelas bergerak di sepanjang perimeter dengan sengaja. Cuma Tuhan yang tahu berapa lama waktu yang dibutuhkan untuk benar-benar masuk Zona 1.

Tidak ada waktu untuk menunggu. Aku akan melacaknya secara manual.” Chu Si mengatur penyumbat telinganya. “Keluarkan hasil transformasi bentuk gelombang.”

Biasanya, pemosisian sistem cerdas lebih tepat daripada pemosisian manual. Tapi secara teknis, seseorang berpengalaman dengan tugas luar angkasa sama bagusnya dengan sistem cerdas. Penilaian manusia bahkan lebih bisa diandalkan daripada sistem cerdas.

Chu Si akan menjadi satu di antara mereka. Efek samping satu-satunya adalah kerusakan telinga ringan selama proses pemosisian, jadi itu jarang digunakan.

Mata Ilahi langsung melaksanakan perintah. Tiba-tiba, berbagai macam suara yang dikonversi dari bentuk gelombang berbenturan dan berputar menjadi suara yang menyakiti telinga.

Karena Chu Si sudah lama tidak melakukan pemosisian manual, mulutnya berkedut karena kebisingan dari ribuan panah yang ditembakkan sekaligus. Dia dengan hati-hati menyesuaikan level suara pada penyumbat telinga. Pada waktu yang bersamaan, dia memandang dengan intens Atlas Bintang.

Sepuluh detik kemudian, dia melepaskan penyumbang telinga dan melemparnya ke atas meja kontrol. Kemudian, dia membacakan dengan keras koordinat yang sesuai pada Atlas Bintang. “0,741, 261.. teleportasi dalam atlas. Lepaskan penutup tak terlihat untuk perjalanan langsung.”

ding―

“Perintah diterima. Menyiapkan teleportasi dalam atlas. Memulai 5 detik hitung mundur.”

“Kalau kau berani macet sekarang,” Chu Si melirik pada CPU Mata Ilahi.

Ding―

“Tidak tidak tidak tidak, tolong izinkan aku menebusnya.” Mata Ilahi melewati hitung mundur. “Memulai teleportasi. Penutup pelindung telah dilepaskan. Pengingat ramah: tolong berpegangan pada meja kontrol. Teleportasi dalam atlas berbeda dari teleportasi biasa: penumpang mungkin mengalami sedikit sentak―kan! Kan! Kan! sentak―kan! Kan! Kan!”

Bahkan satu kalimat saja tersentak dan menyebar kemana-mana. Bagaimana pula itu sentakan ringan―rasanya seperti mereka dibom oleh misil antimeter galaksi.

Chu Si: “…” sandwich yang baru saja dia makan nyaris tersentak keluar dari sistem.

Ding―

“Teleportasi dalam atlas selesai. Silakan nikmati perjalan.”

Persetan aku akan melakukannya.

Chu Si berpegangan pada meja kontrol, dan saat dia baru saja kan mengeluarkan perintah lainnya, sebuah objek berat menghantam lantai di belakangnya.

“Siapa?” dengan segera dia berbalik dan melihat seorang pemuda berdiri bersandar pada pintu.

Dia bahkan tidak tampak berumur 30 tahun, dengan rambut pirang dan sebuah kepangan di belakang kepalanya, yang mana tidak cocok dengan seragam petugas penjara sama sekali. Dia mengangkat tangannya dengan ekspresi yang sangat polos. “I―I―Ini aku. Jangan khawatir, aku baru saja datang untuk melihat. Apa yang terjadi? Kenapa ada alarm dan tabrakan?”

Mau tidak mau dia melirik ke belakang. Lalu, menggaruk kepalanya dan berkata, “Dimana restoran? Kenapa menghilang?”

Chu Si menyelidiki seluruh tubuhnya dan berkata dengan ekspresi campur aduk, “Kau Pel.. itu?”

Pria pirang: “…”

Dengan wajah yang membeku, dia berkata, “Kalau yang kau maksud mitra yang selamat melewati semua hipoksia dan bom bersamamu, maka ya. Kau tidak boleh memberiku panggilan semacam ini hanya karena aku belum mandi setengah tahun.”

Selagi dia berbicara dan berdiri, seorang gadis kecil dengan rambut coklat gelap dan mata bulat memunculkan kepalanya keluar juga, masih menatap secara intens pada Chu Si.

Baiklah, kedua pel sudah di sini.

Tidak pernah mengira kau bisa mendapatkan transformasi kosmetik seluruh tubuh hanya dengan sekali mandi.

“Aku punya nama. Fergus Kim. Baiklah, terserah kau panggil aku apapun. Jadi apa yang terjadi di sini?”

Chu Si: “Sebenarnya, seseorang meniruku tepat di depan mataku, jadi aku sedang mencoba menggali sarang lama mereka.”

Dia menjeda sejenak dan menambahkan, “yang diduga,”

Kemudian, dia mengernyit pada suatu pikiran dan berkata, “Di mana Sa’e Yang?”

Alarm dan tabrakan ini setidaknya membangunkannya. Sa’e Yang seharusnya lebih waspada daripada kedua pel ini. Kenapa dia belum muncul juga?

“Tidak lihat dia. Mungkin dia belum bangun?” Kim menjawab.

Chu Si berjalan keluar dan bergegas langsung ke arah Ruang Tugas No.3. dia membunyikan bel tiga kali berturut-turut, tapi tak ada yang menjawab.

“Mata Ilahi! Buka pintu Ruang Tugas No.3! Apa standarmu mengeliminasi tahanan?” Tiba-tiba dia bertanya, menatap ke arah perangkat perekam di sudut.

Klik. Pintu terbuka, menampakkan bagian dalam Ruang Tugas No. 3.

Sepenuhnya kosong…

ding―

Mata Ilahi dengan segera menjawab, “Siapapun dengan pengendali di lengan mereka!”

Chu Si: “…… kau bodoh?”

Lalu dia mencibir, “Oh kau memang bodoh.”

Mata Ilahi: “…”

KONTRIBUTOR

HooliganFei

I need caffeine.

Leave a Reply